A B S T R A KKemajuan teknologi memicu maraknya kekerasan daring dalam berpacaran (cyber dating violence atau CDV), yang dapat menyebabkan trauma bagi penyintas. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dinamika pemaafan pada penyintas CDV di masa emerging adulthood. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi dan melibatkan tiga orang partisipan. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan analisis dokumen terkait perilaku kekerasan di media sosial. Teknik deskriptif fenomenologis digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian mengungkap pola konsisten dalam dinamika pemaafan, mencakup empat fase: (1) pengungkapan; (2) keputusan; (3) tindakan ; dan (4) pendalaman. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin singkat durasi hubungan dan paparan kekerasan, semakin rasional seseorang memaafkan mantan pasangan. Hasil penelitian juga menemukan bahwa perilaku CDV didorong oleh ketergantungan emosional dan pengalaman masa lalu pasangan. Temuan ini memberikan wawasan tentang pemaafan sebagai proses penyembuhan dan dasar untuk mengembangkan intervensi mendukung penyintas. Kata Kunci : Pemaafan, Kekerasan daring dalam berpacaran, Kualitatif A B S T R A C TThe rapid advancement of technology has contributed to the rise of cyber dating violence (CDV), which can lead to trauma for survivors. This study explores the dynamics of forgiveness among emerging adults who have experienced CDV. Using a qualitative phenomenological approach, data were collected through in-depth interviews with three participants and document analysis of violent behaviors on social media. Descriptive phenomenological techniques were employed for data analysis. The findings identify a consistent four phase forgiveness process : (1) uncovering; (2) decision; (3) work; and (4) outcome/deeping. The study highlights that shorter relationship durations and reduced exposure to violence correlate with a more rational approach to forgiving former partners. The study also found that cyber dating violence behavior is driven by emotional dependency and past experiences. These findings provide insight into forgiveness as a healing process and offer a foundation for developing interventions to support survivors of cyber dating violence. Keywords : Forgiveness, Cyber dating violence, Qualitative