Lingkungan belajar memiliki peranan penting dalam membentuk keberhasilan akademik dan perkembangan psikologis siswa sekolah dasar. Dalam konteks pendidikan dasar, dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat sering kali menjadi penentu utama keberhasilan siswa dalam mengatasi berbagai hambatan belajar. Namun, tidak semua siswa memperoleh dukungan lingkungan yang memadai, sehingga muncul kesulitan belajar yang memengaruhi prestasi dan motivasi mereka. Studi ini dimaksudkan guna menganalisis hubungan antara dukungan lingkungan belajar dengan tingkat kesulitan belajar siswa sekolah dasar. Penelitian memanfaatkan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek penelitian adalah siswa kelas V di beberapa sekolah dasar negeri, yang ditetapkan melalui teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa angket skala Likert yang mengukur dua variabel utama, yaitu tingkat dukungan lingkungan belajar (meliputi dukungan keluarga, sekolah, dan masyarakat) serta tingkat kesulitan belajar siswa (meliputi aspek akademik, motivasional, dan perilaku). Data dianalisis dengan pengujian korelasi Pearson Product Moment dengan berbantuan program statistik. Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara dukungan lingkungan belajar dan tingkat kesulitan belajar siswa (r = -0,64; p 0,05). Temuan ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi dukungan lingkungan belajar yang diterima siswa, maka semakin rendah tingkat kesulitan belajar yang mereka alami. Dukungan emosional, perhatian orang tua, kualitas interaksi guru, serta lingkungan sosial yang positif terbukti berperan besar dalam meningkatkan kesiapan dan konsentrasi siswa. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini menegaskan pentingnya sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif guna meminimalisasi kesulitan belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia