Krisis lingkungan global akibat pencemaran, perubahan iklim, dan penggunaan bahan kimia berbahaya menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan kimia. Revitalisasi pembelajaran kimia menjadi langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan melalui penerapan prinsip Green Chemistry. Artikel ini membahas pentingnya pembaruan kurikulum, metode pengajaran, kegiatan praktikum, media, dan sistem penilaian agar pembelajaran kimia lebih kontekstual, partisipatif, dan berwawasan ekologis. Pendekatan Problem-Based Learning, Project-Based Learning, dan Inquiry-Based Learning diusulkan untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan tanggung jawab lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah Narrative Literature Review (NLR) dengan mencari artikel jurnal melalui basis data Google Scholar selama 10 tahun terakhir. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa pendekatan kimia hijau sebagai inovasi di bidang pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan pengalaman belajar, penguasaan konsep, motivasi dan hasil belajar siswa serta peningkatan kesadaran terhadap lingkungan. Misalnya, penggunaan bahan alami terbarukan sebagai pengganti bahan kimia sintetis di laboratorium. Praktikum ramah lingkungan seperti microscale experiment, penggunaan indikator alami, dan daur ulang limbah laboratorium juga menjadi bagian penting dari transformasi ini. Dengan integrasi prinsip Green Chemistry dalam pendidikan, pembelajaran kimia diharapkan tidak hanya menghasilkan siswa yang memahami konsep ilmiah, tetapi juga memiliki kesadaran ekologis dan kemampuan menerapkan kimia secara berkelanjutan. Revitalisasi ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mencetak generasi yang cerdas, kreatif, dan beretika lingkungan