Sri Yusnaini, Sri Yusnaini
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH APLIKASI CENDAWAN SELULOLITIK TERHADAP LAJU DEKOMPOSISI CAMPURAN SERASAH DAN BLOTONG TEBU (Saccharum officinarum L.) Isnaini, Suci Husna; Sri Yusnaini, Sri Yusnaini; Dirmawati, Suskandini Ratih; Sumardi, Sumardi
Jurnal Agrotek Tropika Vol. 13 No. 3 (2025): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 13, AGUSTUS 2025
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v13i3.11401

Abstract

Pengembalian limbah dari perkebunan berupa serasah dan limbah pabrik berupa blotong tebu ke lahan menjadi salah satu upaya pemanfaatan limbah sebagai sumber bahan organik. Pengembalian limbah ke lahan sebagai sumber bahan organik membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga perlu dilakukan pengomposan. Pengomposan serasah dan blotong tebu membutuhkan waktu yang lama karena kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin dalam serasah tebu begitu tinggi sehingga sulit terurai. Penambahan cendawan selulolitik digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi karena kemampuannya dalam menghasilkan enzim pemecah substrat karbohidrat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan cendawan selulolitik terhadap laju dekomposisi, mendapatkan satu perlakuan terbaik, dan mengetahui korelasi rasio C/N, sisa bobot, suhu, pH, dan kadar air dengan konstanta kecepatan dekomposisi. Perlakuan yang diujikan yakni (K1) kontrol, (K2) pemberian cendawan Cunninghamella sp., (K3) pemberian cendawan Trichoderma sp., dan (K4) pemberian kombinasi kedua cendawan tersebut. Percobaan perlakuan dilakukan sebanyak 4 ulangan, dan 3 kali pengamatan yang dilakukan setiap 3 pekan sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cendawan selulolitik mempercepat penurunan rasio C/N dan sisa BKO pada kompos serasah dan blotong tebu, laju dekomposisi terjadi lebih cepat pada 3 pekan pertama, dan terjadi korelasi negatif antara rasio C/N, sisa BKO dan suhu dengan konstanta laju dekomposisi (k) serta terdapat korelasi positif antara pH dan kadar air dengan konstanta laju dekomposisi (k). Perlakuan terbaik terdapat pada penambahan kombinasi cendawan Cunninghamella sp., dan Trichoderma sp.