Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Tekanan Darah terhadap Kadar Kreatinin pada Perokok Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Haryanti, Wahyu; Hartini, Supri; Hendriani, Dwi; Irwadi, Didi
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 8 No. 1 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v8i1.10281

Abstract

Kebiasaan merokok berperan dalam meningkatkan risiko gangguan pada sistem kardiovaskular dan fungsi ginjal. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan vasokonstriksi dan memicu peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi dapat berdampak terhadap kadar kreatinin serum, yang sering digunakan sebagai indikator fungsi filtrasi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tekanan darah dengan kadar kreatinin pada perokok aktif di wilayah kerja Puskesmas Palaran. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) dan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel terdiri dari 41 laki-laki perokok aktif. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pemeriksaan tekanan darah serta kadar kreatinin serum. Uji normalitas dilakukan menggunakan Shapiro-Wilk, sedangkan analisis hubungan dilakukan dengan uji Pearson dan Spearman. Hasil analisis menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara tekanan darah dan kadar kreatinin serum (r = 0,511; p < 0,001) dengan kekuatan hubungan sedang. Selain itu, jumlah rokok yang dikonsumsi per hari juga memiliki hubungan signifikan dengan tekanan darah (r = 0,443; p = 0,004) serta kadar kreatinin (r = 0,492; p = 0,001). Disimpulkan bahwa peningkatan tekanan darah memiliki keterkaitan dengan peningkatan kadar kreatinin pada perokok aktif. Upaya edukasi kesehatan dan pemeriksaan rutin penting dilakukan guna mengantisipasi risiko Hipertensi dan gangguan ginjal sedini mungkin.