p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Cahaya Edukasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Metafora Dalam Novel Fantasi 5 Prince Karya Mei-Kss75 Arika, Tiara Nazwa
Jurnal Cahaya Edukasi Vol 2 No 4 (2025): Jurnal Cahaya Edukasi: Oktober
Publisher : Cahaya Smart Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63863/jce.v2i4.155

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna metafora yang terdapat dalam novel 5 Prince karya Mei-kss75. Data penelitian berupa ungkapan metaforis yang muncul dalam Bab 1 sampai Bab 12 teks novel tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori metafora konseptual dari George Lakoff dan Mark Johnson (1980). Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel ini banyak menggunakan metafora untuk menggambarkan suasana batin tokoh, emosi, serta suasana alam secara estetis. Jenis metafora yang dominan adalah metafora konseptual yang melibatkan perbandingan antara perasaan dan fenomena alam, seperti “api amarah yang berkobar” sebagai perlambang emosi memuncak. Metafora dalam novel ini berfungsi untuk memperindah gaya bahasa, memperkuat emosi pembaca, dan memperdalam karakterisasi tokoh.
Alih Kode dan Campur Kode dalam Kanal YouTube Nessie Judge: “Hutan Keramat Alas Purwo” Hikmah Nur Fadiah; Masriah; Bagus Satria Assidik; Arika, Tiara Nazwa
Jurnal Cahaya Edukasi Vol 2 No 4 (2025): Jurnal Cahaya Edukasi: Oktober
Publisher : Cahaya Smart Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63863/jce.v2i4.165

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan fungsi alih kode serta campur kode dalam video YouTube Nessie Judge berjudul “Hutan Keramat Alas Purwo”. Fenomena penggunaan dua bahasa dalam media digital semakin berkembang, terutama pada platform YouTube yang banyak digunakan oleh kreator konten dengan gaya komunikasi bilingual. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data berupa tuturan dalam video. Data dikumpulkan melalui teknik simak dan catat, kemudian dianalisis melalui tahap identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih kode yang digunakan Nessie Judge didominasi oleh bentuk Intrasentential Switching, seperti pada ungkapan “So, without any further a do, stop” yang berfungsi sebagai penanda pembuka, transisi, dan penutup narasi. Sementara itu, campur kode yang muncul merupakan bentuk penyisipan kata atau frasa bahasa Inggris, misalnya road tripping dan mystical, yang berfungsi memperkuat suasana misteri serta memberikan nuansa ekspresif dalam storytelling. Campur kode lebih banyak muncul pada bagian inti cerita, sedangkan alih kode lebih dominan pada bagian pembuka dan transisi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan alih kode dan campur kode dalam video tersebut tidak hanya merupakan ciri komunikasi digital modern, tetapi juga strategi naratif untuk membangun ritme cerita, atmosfer, dan kedekatan dengan audiens bilingual.