Kegiatan pertambangan batu kapur di Kabupaten Gresik, khususnya di Desa Suci, telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Namun, di sisi lain, aktivitas tersebut juga meninggalkan permasalahan lingkungan berupa lahan kritis, degradasi ekosistem, dan penurunan kualitas tanah serta vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi kebijakan pemulihan lahan bekas tambang batu kapur melalui pengembangan ekowisata hutan kota berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Suci, Kabupaten Gresik. Lahan bekas tambang di wilayah ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan kembali sebagai ruang hijau produktif dan destinasi ekowisata yang berkelanjutan, namun masih menghadapi berbagai tantangan seperti degradasi lingkungan, keterbatasan kapasitas masyarakat, dan minimnya kebijakan integratif. Oleh karena itu, penelitian ini menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mixed methods) dengan menggunakan analisis TOWS (Threats, Weaknesses, Opportunities, Strengths) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk merumuskan strategi kebijakan yang terukur dan aplikatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek ekonomi merupakan faktor yang paling dominan dalam strategi pemulihan lahan bekas tambang melalui ekowisata hutan kota. Faktor ekonomi yang menonjol meliputi potensi peningkatan pendapatan masyarakat, peluang pengembangan usaha mikro berbasis wisata, serta keterlibatan masyarakat dalam rantai nilai ekonomi lokal. Berdasarkan hasil integrasi analisis TOWS–AHP, strategi prioritas yang direkomendasikan adalah: (1) penguatan kapasitas ekonomi masyarakat melalui pelatihan dan pembentukan kelembagaan desa wisata, (2) kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam pengelolaan kawasan ekowisata, serta (3) optimalisasi potensi lahan bekas tambang sebagai ruang produktif dan edukatif. Kesimpulannya, pendekatan TOWS–AHP efektif untuk menghasilkan strategi kebijakan berbasis ekonomi yang tetap selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.