Penyembuhan luka merupakan proses biologis kompleks yang melibatkan pembentukan kolagen. Pemanfaatan bahan alami, seperti kulit jeruk Berastagi yang mengandung flavonoid, tanin, dan saponin, berpotensi mempercepat penyembuhan melalui efek anti-inflamasi, antioksidan, dan stimulasi kolagen. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas ekstrak etanol kulit jeruk Berastagi (EEKJ) terhadap pembentukan kolagen dan penyembuhan luka sayat pada tikus Wistar jantan, dibandingkan dengan povidone-iodine 10%. Desain penelitian menggunakan true experimental post test control group design dengan 5 kelompok, yaitu basis gel, povidone-iodine 10%, serta gel EEKJ konsentrasi 40%, 60%, dan 80%. Variabel yang diamati adalah jumlah kolagen dan persentase penyembuhan luka. Data dianalisis dengan One-Way ANOVA dan Post Hoc test (?=0,05). Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok basis gel, povidone-iodine 10%, dan EEKJ terhadap jumlah kolagen maupun persentase penyembuhan luka. Namun, kelompok EEKJ konsentrasi 40% menunjukkan rerata jumlah kolagen tertinggi dan konsentrasi 60% menunjukkan rata-rata persentase penyembuhan luka tertinggi (45,50) dibandingkan 40% (43,69) dan 80% (40,29). Kesimpulannya, ekstrak kulit jeruk Berastagi mampu merangsang pembentukan kolagen dan mempercepat penyembuhan luka sayat, meskipun efektivitasnya tidak berbeda signifikan dengan povidone-iodine 10%. Penelitian lanjutan diperlukan dengan jumlah sampel lebih besar, variasi konsentrasi, serta uji klinis pada manusia. Penelitian ini memberikan kontribusi ilmiah dalam pemanfaatan limbah kulit jeruk sebagai agen penyembuh luka alami yang potensial dikembangkan sebagai sediaan topikal farmasi.