Cyberloafingvmerupakan suatu bentuk perilaku menyimpang di lingkungan kerja, yangvmana paravkaryawanmenggunakanvaksesvinternet untuk kebutuhan pribadi pada saat jam kerja. Fenomena ini umum sekali terjadivpadaGenerasivZvyaitu kelompok usia kerja yang sangat akrab dengan teknologi digital karena dipicu oleh tingginyapenggunaan internet ditambah tekanan kerja. Penelitian memiliki tujuan menganalisis mengenai pengaruh stres kerjaterhadapvcyberloafingvserta mengeksplorasi peran pengendalian diri sebagaivvariabel mediasi di dalam hubungantersebut. Purposivevsampling digunakan dalam penelitian melalui penyebaranvkuesionervterhadap responden. Datadianalisis memakai PLS-SEM dilakukan dengan SmartPLS 4.0.Ditemukan bahwa mayoritas karyawanvGenvZ divPulauvJawa alamivstresvkerjavtinggi (75,81%) sertapengendalianvdirivrendah (43,20%). Hal tersebut berkorelasi dengan angka cyberloafing yang tinggi, yaitu sebesar80,77%. Aktivitas mencakup pengunduhan aplikasi, akses ke media sosial, jugaberbelanjavdaringvselamajamvkerja. Stres kerja telah terbukti memberikan pengaruh positif yang signifikanterhadap cyberloafing, sementara itu pengendalian diri memberikan pengaruh negatif yang signifikan. Pengendaliandiri berperan selaku mediator parsial antara stres kerja beserta berbagai hal (cyberloafing). Riset ini bisa jadi rujukandalam mendesain kebijakan manajemenvstresvserta peningkatan kontrol diri di kantor juga menyumbang bagipengembangan studivperilaku organisasivdan psikologi kerja digital.KatavKunci: vcyberloafing, stres kerja, pengendalianvdiri, Generasi Z, perilaku organisasiv