PT. PLN (Persero) UP3 Balikpapan telah mengimplementasikan sistem Automatic Meter Reading (AMR) untuk memonitor pemakaian listrik pada pelanggan potensial. Namun tantangan berupa susut non-teknis masih dihadapi, yang disebabkan oleh anomali pada kWh meter, kesalahan pembacaan manual, maupun pelanggaran pemakaian listrik. Penelitian ini berfokus pada studi kasus di PT. Total Prime Engineering, yang terdeteksi mengalami anomali pemakaian listrik melalui aplikasi AMICON pada Maret 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kesalahan pengukuran pada kWh meter pelanggan yang terintegrasi dengan sistem AMR, membandingkan hasil pengukuran data telemetering dari AMICON dengan kalibrasi langsung menggunakan alat CALMET, dan menghitung potensi kerugian finansial yang belum tertagih akibat ketidak-akuratan pengukuran. Metodologi yang digunakan adalah studi kasus dengan pengumpulan data teknis (pengukuran langsung dengan CALMET) dan data non-teknis (aplikasi AMICON dan EIS). Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaknormalan pada data pemakaian listrik pelanggan antara tanggal 7 hingga 26 Maret 2025. Pengujian langsung dengan CALMET menemukan rata-rata error meter yang signifikan sebesar -19.331%, yang melebihi batas toleransi yang diizinkan. Perhitungan potensi tagihan susulan menunjukkan perbedaan besar antara data AMICON (Rp. 1.720.271) dan data kalibrasi CALMET (Rp. 4.198.689). Hal ini menekankan pentingnya penggunaan teknologi AMR untuk mendapatkan data real-time yang lebih akurat, transparan, dan adil dalam perhitungan tagihan, serta membantu mengurangi kerugian non-teknis bagi PLN. PT. PLN (Persero) UP3 Balikpapan has implemented the Automatic Meter Reading (AMR) system to enhance the monitoring of electricity consumption among priority customers. Nevertheless, the utility continues to encounter significant challenges related to non-technical losses, which are primarily attributed to anomalies in kWh meters, inaccuracies in manual readings, and instances of electricity theft. This research focuses on a case study at PT. Total Prime Engineering, which was detected to experience electricity usage anomalies through the AMICON application in March 2025. This study aims to detect measurement errors in customer kWh meters integrated with the AMR system, compare the results of telemetering data measurements from AMICON with direct calibration using the CALMET tool, and calculate potential uncollected financial losses due to measurement inaccuracies. The methodology used is a case study with the collection of technical data (direct measurements with CALMET) and non-technical data (AMICON and EIS applications). The research results showed abnormalities in customer electricity usage data between March 7 and 26, 2025. Direct testing with CALMET found a significant average meter error of -19.331%, exceeding the permitted tolerance limit. Calculation of potential follow-up bills showed a significant difference between AMICON data (Rp. 1.720.271) and CALMET calibration data (Rp. 4.198.689). This underscores the importance of using AMR technology to obtain more accurate, transparent, and fair real-time data in bill calculations, as well as help reduce non-technical losses for PLN.