Perkembangan ekologi media digital telah mengubah cara manusia berinteraksi, berkomunikasi, dan memaknai nilai-nilai kehidupan, termasuk nilai-nilai keislaman. Perubahan ini memunculkan persoalan baru bagi pendidikan Islam: bagaimana nilai-nilai Islam dapat diinternalisasi secara mendalam dalam ruang digital yang sarat hiburan, algoritma, dan budaya instan. Artikel ini bertujuan mengonstruksi secara teoretis proses internalisasi nilai Islam dalam konteks ekologi media digital dengan menelaah keterpaduan antara teori Internalisasi Nilai (Rokeach, Muhaimin, Abuddin Nata) dan teori Ekologi Media (Marshall McLuhan, Neil Postman). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif ‘’library research’’ dengan metode analisis konseptual, yaitu menelaah gagasan, teori, dan literatur relevan untuk menemukan hubungan logis antara konsep nilai Islam dan dinamika media digital. Data diperoleh melalui studi pustaka terhadap karya-karya utama para tokoh teori nilai dan teori media, kemudian dianalisis secara interpretatif guna mengidentifikasi pola internalisasi nilai dalam lingkungan digital. Hasil kajian menunjukkan bahwa internalisasi nilai Islam di ruang digital berlangsung melalui tiga tahapan utama: pembingkaian makna (meaning framing), interaksi simbolik antar pengguna, dan habituasi nilai dalam aktivitas digital sehari-hari. Temuan ini menegaskan bahwa media digital bukan sekadar saluran informasi, tetapi ekosistem simbolik yang turut membentuk kesadaran, perilaku, dan spiritualitas pengguna. Dengan demikian, ekologi media digital menjadi arena baru pendidikan nilai Islam yang menuntut literasi digital, etika bermedia, dan kesadaran spiritual yang reflektif.