Pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia terus mengalami perkembangan guna menjawab kebutuhan transportasi yang semakin kompleks. Salah satu kendala dalam pembangunan jalan adalah keterbatasan ketersediaan material konvensional, seperti abu batu yang umumnya digunakan sebagai fraksi halus agregat dalam campuran aspal. Eksperimen ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi pasir Gunung Humbang Hasundutan sebagai alternatif pengganti pada fraksi halus agregat dalam kombinasi Laston AC-BC. Fokus utama eksperimen ini yaitu menilai kelayakan pasir Gunung Humbang Hasundutan sebagai fraksi halus agregat dalam kombinasi Laston AC-BC, yang belum menjadi fokus utama dalam riset sebelumnya. Berbeda dengan studi di Bengkulu yang menggunakan pasir lokal untuk lapisan AC-WC pada lalu lintas ringan, serta penelitian di Sumatera Utara yang lebih menekankan pada kombinasi filler abu batu dan abu vulkanik, penelitian ini menganalisis penggunaan pasir Gunung Humbang Hasundutan secara komprehensif, termasuk dampaknya terhadap stabilitas, daya tahan, dan fleksibilitas campuran. Metode yang digunakan pada eksperimen ini mencakup uji Marshall, Immersion Test, dan Indirect Tensile Strength (ITS), dengan variasi komposisi pasir Gunung Humbang Hasundutan meliputi 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% serta penambahan aspal dilakukan pada tingkat optimum, yakni 5,5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pasir Gunung Humbang Hasundutan secara umum dapat dimanfaatkan sebagai fraksi halus agregat dalam kombinasi laston AC-BC dengan komposisi optimal sebesar 6%. Akan tetapi, kinerjanya masih berada di bawah abu batu, yang terlihat dari penurunan nilai stabilitas, flow, VFA, densitas, Index of Retained Strength, ITS, dan ITSR, serta peningkatan nilai VIM, VMA, dan Marshall Quotient seiring bertambahnya persentase pasir gunung dalam campuran.