Muhammad Agung Permana
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGGUNAAN BERBAGAI INDEKS VEGETASI UNTUK PENGENALAN CEPAT DAN AKURAT PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN MANGROVE DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Muhammad Agung Permana; Rudi Hilmanto; Trio Santoso; Indriyanto Indriyanto
Journal of People, Forest and Environment Vol. 5 No. 1 (2025): Mei
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis yang penting, antara lain sebagai penahan abrasi, habitat biota perairan, penyerap karbon, serta penunjang ekonomi masyarakat pesisir. Namun kawasan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai mengalami degradasi serius akibat konversi lahan, abrasi pantai, dan tekanan aktivitas masyarakat pesisir yang tidak terkendali. Pemantauan kondisi mangrove dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja indeks vegetasi NDVI, GNDVI, dan SAVI dalam mendeteksi kerapatan tutupan lahan mangrove secara cepat dan akurat, serta melakukan reklasifikasi dan estimasi perubahan luas tutupan mangrove periode 2013–2025. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2025 di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Metode yang digunakan meliputi analisis citra satelit Landsat 8 dengan pengolahan NDVI, GNDVI, dan SAVI, dilengkapi validasi lapangan melalui Ground Truth Point (GTP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa NDVI dengan model regresi cubic memiliki akurasi tertinggi dalam mendeteksi kerapatan mangrove dengan nilai R² sebesar 0,978 dan F sebesar 237,969. Sementara itu, GNDVI dan SAVI lebih efisien menggunakan model linear karena sederhana namun stabil. Reklasifikasi peta indeks vegetasi menunjukkan bahwa tutupan mangrove di Kabupaten Lampung Timur mengalami dinamika yang fluktuatif, dengan peningkatan pada tahun 2015–2017 namun penurunan drastis sejak 2019 hingga mencapai titik terendah pada 2025 akibat tekanan antropogenik dan abrasi pantai.