Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tatalaksana Non-Farmakologi pada Dermatitis Atopik Septina Ashariani
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 2 No. 4 (2015): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dermatitis atopik (DA) adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residitif, disertai gatal, yang umumnya terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada kelurga atau penderita (DA, rinitis alergik, dan atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, berdistribusi di lipatan (fleksural). Terapi farmakologi yang dilakukan pada DA ada baiknya digabungkan dengan terapi non-farmakologi. Beberapa Terapi non-farmakologi mungkin masih ada yang menjadi kontroversi karena penelitiannya masih menunjukkan 2 sisi yaitu menguntungkan ataupun tidak berpengaruh terhadap DA. Terapi non-farmakologi mencakup pengawasan diet, konsumsi vitamin, konsumsi probiotik, pemilihan bahan baju,penyesuaian iklim dan temperatur, pengawasan mandi, fototerapi, pemakaian pelembab, balut basah, penanggulangan stress dan edukasi pasien. Terapi non-farmakologi sama pentingnya dengan terapi farmakologi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dermatitis atopik. [J Agromed Unila 2015; 2(4):516-522]Kata kunci: dermatitis atopik, nutrisi, terapi non-farmakologi
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunan Kondom pada Wanita Pekerja Seksual (WPS) Untuk Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) di Klinik Mentari Puskesmas Panjang Bandar Lampung Septina Ashariani; TA Larasati; Ratna Dewi Puspita Sari; Dyah Wulan SR Wardhani
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi menular seksual (IMS) adalah merupakan salah satu penyebab utama kesakitan, bahkan kematian di dunia. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah penggunaan kondom terutama oleh wanita pekerja seksual (WPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penggunaan kondom pada WPS di Panjang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah consecutive sampling. Penelitian dilaksanakan pada periode September-Oktober 2015 dan bertempat di Klinik Mentari Puskesmas Panjang. Sampel yang berhasil didapatkan adalah 80 orang. Variabel bebas penelitian ini adalah usia, pendidikan, penghasilan, status pernikahan, pengetahuan, sikap, ketersediaan kondom, dukungan mucikari serta dukungan petugas kesehatan sedangkan variabel terikatnya adalah penggunaan kondom. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,1% WPS selalu menggunakan kondom. Dari hasil uji Chi-Square terlihat nilai p dari usia adalah 0,290, status pernikahan 0,308, pendidikan 0,001, penghasilan 0,001, pengetahuan 0,042, sikap 0,094, ketersediaan kondom 0,007, dukungan mucikari 0,947 dan dukungan petugas kesehatan 0,464. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan, penghasilan, pengetahuan dan ketersediaan kondom dengan penggunaan kondom pada WPS di Panjang.Kata kunci: infeksi menular seksual, penggunaan kondom, wanita pekerja seksual