Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Menjembatani Kesenjangan: Tinjauan Literatur Strategi Inklusi Digital untuk Pemberdayaan UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif di Maluku Jaya, I Nyoman adi Putra; Akili, Rizki Fauzi H.; Lutfi, Alief; Bancin, Rafael Perdana Cristian B; Romarina, Arina; Ardieansya, Ardieansya
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.3708

Abstract

Provinsi Maluku, sebagai representasi daerah tertinggal berciri kepulauan, menghadapi tantangan unik dalam inklusi digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Transformasi digital menjanjikan solusi atas isolasi geografis, namun realitasnya seringkali memperlebar kesenjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis lanskap literatur ilmiah dan mengidentifikasi kesenjangan penelitian utama mengenai strategi inklusi digital, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan inklusif di Maluku. Menggunakan metode Tinjauan Pustaka Sistematis (SLR), kami menganalisis 16 studi (artikel jurnal, prosiding, dan tesis) yang relevan dari tahun 2015-2025 melalui proses seleksi dan analisis tematik yang ketat. Hasil sintesis menemukan lanskap penelitian yang langka, terfragmentasi, dan sangat "Ambon-sentris" (75% studi berfokus di ibukota). Literatur yang ada didominasi oleh "obsesi infrastruktur" (fokus pada hambatan sinyal) dan gagal mengeksplorasi hambatan SDM, literasi, dan adaptasi sosio-budaya secara mendalam. Paling krusial, studi ini mengidentifikasi kekosongan riset absolut (absolute void): tidak ada satu pun studi yang secara empiris mengukur dampak digitalisasi terhadap indikator "pertumbuhan inklusif" (misal: penyerapan tenaga kerja, ketimpangan). Seluruh studi berhenti pada metrik 'adopsi' atau 'omzet'. Penelitian ini menyimpulkan bahwa landasan bukti (evidence-base) untuk kebijakan inklusi digital di Maluku sangat bias dan tidak lengkap, sehingga mendesak perlunya pergeseran agenda riset—dari infrastruktur ke manusia, dari Ambon ke pulau-pulau, dan dari omzet ke inklusivitas.