Gelombang globalisasi dan industrialisasi pariwisata telah menciptakan dilema antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya lokal. Di tengah derasnya modernisasi, masyarakat Batak Karo di Sumatera Utara berupaya mempertahankan identitas budayanya melalui pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang berakar pada kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses pemberdayaan masyarakat adat Karo dalam mengembangkan model pariwisata yang tidak hanya menekankan aspek ekonomi tetapi juga menjunjung tinggi keberlanjutan budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus etnografi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis dokumen yang dilakukan di dua desa wisata budaya, Lingga dan Dokan. Data dianalisis secara tematik dan reflektif untuk mengungkap pola makna dan dinamika sosial yang menggambarkan keterkaitan antara kearifan lokal, partisipasi masyarakat, dan praktik keberlanjutan budaya. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa masyarakat Batak Karo telah berhasil mengintegrasikan nilai-nilai tradisional seperti perkade-kadenan (gotong royong), sistem kekerabatan rakut sitelu, dan penghormatan leluhur ke dalam praktik-praktik pariwisata yang menekankan pendidikan budaya dan kesejahteraan sosial. Tiga tema kunci muncul dari penelitian ini: pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi budaya, revitalisasi kearifan lokal dan praktik-praktik tradisional dalam kegiatan pariwisata, dan transformasi budaya menuju keberlanjutan sosial masyarakat. Temuan-temuan ini menegaskan bahwa kearifan lokal berfungsi sebagai modal sosial dan moral dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Secara konseptual, penelitian ini memperkaya pemahaman tentang pariwisata berbasis masyarakat (CBT) dengan memposisikan keberlanjutan budaya sebagai inti dari proses pemberdayaan masyarakat. Secara praktis, penelitian ini memberikan wawasan bagi para pembuat kebijakan untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam strategi pengembangan pariwisata yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.