Surya Zahira, Baitya Ananda
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan asupan cairan, indeks massa tubuh, usia dengan status hidrasi pada pekerja bangunan di jakarta tahun 2025 Alvina, Alvina; Surya Zahira, Baitya Ananda
Jurnal Lentera Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2025): Jurnal Lentera Kesehatan Masyarakat
Publisher : PT. Lentera Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69883/gtgzj727

Abstract

Pekerja bangunan rentan mengalami dehidrasi akibat paparan panas dan aktivitas fisik berat di lingkungan kerja. Status hidrasi yang buruk dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan menurunkan produktivitas. Berdasarkan studi The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) tahun 2020, sekitar 46,1% dari 1.200 orang di Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Asupan cairan yang adekuat merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan cairan, IMT, usia dengan status hidrasi pada pekerja bangunan. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada 100 responden. Data dikumpukan melalui wawancara, formulir food recall 1x24 jam serta pemeriksaan berat jenis urin untuk menilai status hidrasi. Data dianalisis menggunakan uji Spearman dengan tingkat kemaknaan < 0,05. Rerata usia responden adalah 33,60 ± 9,87 tahun, rerata IMT adalah 23,30 ± 4,32 Kg/m2, rerata asupan cairan 1773 ± 789 ml, dan rerata status hidrasi 1027 ± 6 g/dl. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, IMT dengan status hidrasi. Namun, terdapat hubungan bermakna antara asupan cairan dengan status hidrasi (p=0,002). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dan IMT dengan status hidrasi tetapi terdapat hubungan bermakna antara asupan cairan dengan status hidrasi pada pekerja pekerja bangunan. Keterbatasan pada penelitian ini tidak meneliti faktor risiko lain yang dapat memengaruhi status hidrasi seperti aktivitas fisik, durasi kerja, dan suhu iklim lingkungan tempat kerja. Diperlukan upaya edukasi terkait pentingnya konsumsi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kualitas hidup pekerja serta pentingnya penyediaan akses tempat air minum yang cukup terjangkau oleh para pekerja di lokasi kerja