Penelitian ini mengkaji pengaruh literasi keuangan terhadap minat menabung Generasi Z di Jawa Timur, dengan penggunaan fintech sebagai variabel moderator. Indonesia menghadapi tantangan dari pola konsumsi yang meningkat dibandingkan kebiasaan menabung, yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi, sementara Generasi Z (lahir 1997-2012), yang menyumbang 27,94% populasi, mendominasi penggunaan fintech dengan tingkat penggunaan harian sebesar 78%. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) melalui Smart PLS, data dikumpulkan dari 159 responden Generasi Z yang dipilih secara purposif berusia 18-27 tahun di Jawa Timur menggunakan kuesioner skala Likert 5 poin. Hasil menunjukkan literasi keuangan secara positif dan signifikan mempengaruhi minat menabung (koefisien jalur 0,534, p=0,001), demikian pula penggunaan fintech (koefisien jalur 0,213,p=0,0024). Namun, interaksi keduanya menunjukkan moderasi negatif yang signifikan (koefisien jalur -0,204, p=0,001), menunjukkan bahwa literasi keuangan yang lebih tinggi melemahkan efek positif fintech terhadap minat menabung, menyoroti kebutuhan akan penggunaan teknologi yang seimbang dan pendidikan keuangan. Meskipun AVE untuk literasi keuangan (0,43) dan minat menabung (0,49) berada di bawah 0,50, keandalan komposit yang tinggi (>0,84) dan validitas diskriminatif mendukung kesesuaian model. Temuan ini memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan dan pengembang fintech untuk meningkatkan perilaku menabung di kalangan pemuda yang terlahir di era digital.