Tuberkulosis Paru (TB Paru)di Puskesmas Sindang Jaya menunjukkan peningkatan dalam beberapa waktu terakhir, berdasarkan data dari tanggal 1 Januari-31 Juli 2024, terdapat 173 kasus baru dan 993 kasus lama. Sedangkan pada 1 Januari-31 Juli 2025, terdapat 573 kasus baru dan 752 kasus lama. Kasus tebanyak terdapat pada desa Badak Anom. Diagnosis komunitas pertama kali dilakukan dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di puskesmas, kemudian menggunakan prioritas skoring dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk fokus terhadap 1 masalah. Minisurvey kemudian dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah penyebab dengan menggunakan Paradigma Blum. Prioritas nonskoring kemudian dilakukan untuk mengidentifikasi 1 masalah penyebab, dan dilanjutkan dengan mencari tahu akar masalah penyebab dengan menggunakan diagram Fishbone. Monitoring intervensi dilakukan dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action) dengan pendekatan sistem dalam evaluasinya. Melakukan diagnosis komunitas dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Tuberkulosis Paru (TB Paru) serta penerapan etika batuk yang tepat. Intervensi berupa edukasi dan pelatihan etika batuk terbukti efektif, ditunjukkan dengan 80% peserta memperoleh nilai ≥70 pada post-test serta meningkatnya pemahaman dan praktik etika batuk. Hal ini menegaskan bahwa upaya promotif dan preventif melalui edukasi kesehatan berperan penting dalam pencegahan penularan TB Paru.