Hipertensi tidak terkontrol karena kurangnya motivasi terhadap self management hipertensi yang baik, berdasarkan Kemenkes terdapat kesenjangan antara jumlah responden yang terdeteksi hipertensi dengan jumlah responden yang melakukan kunjungan ulang (Kontrol) ke fasilitas pelayanan kesehatan, pada lansia diperoleh data yang terdiagnosa adalah 22,9% dan yang melakukan kunjungan ulang (kontrol) 11% . Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2023 ada 8% penduduk Indonesia usia diatas 15 tahun ke atas yang terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi. Jika dipecahkan per wilayah, DKI Jakarta memiliki proporsi penduduk dengan hipertensi terbanyak, yaitu mencapai 12,6%. Kota Jakarta Timur menempati urutan kedua dengan jumlah kasus hipertensi sebanyak 6.342 kasus. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan motivasi lansia dan kepatuhan kontrol terhadap self management hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Spearman. Instrumen yang digunakan adalah TMQ (Treatment Motivation Questionaire) dan kuisioner HSMBQ (Hypertension Self Management Behaviour Questionaire dengan jumlah sampel 105 responde. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara motivasi dengan self management hipertensi (p = 0,001), dimana lansia dengan motivasi tinggi cenderung memiliki kemampuan self management yang lebih baik. Namun, tidak ditemukan hubungan signifikan antara kepatuhan kontrol hipertensi dengan self management (p = 0,127). Motivasi berperan penting dalam meningkatkan self managemenr hipertensi pada lansia, sedangkan kepatuhan kontrol hipertensi tidak selalau berbanding lurus dengan kemampuan self management hipertensi.