Penerapan struktur naratif Kishotenketsu dalam penulisan naskah video feature merupakan pendekatan strategis dalam menyampaikan isu sensitif seperti adiksi gula pada anak secara reflektif dan tidak menghakimi. Struktur naratif empat babak asal Asia Timur ini menekankan harmoni dan perubahan perspektif yang digerakkan oleh elemen putaran (ten), bukan oleh konfrontasi berbasis konflik. Dalam konteks komunikasi kesehatan, struktur ini tidak hanya berfungsi sebagai kerangka alur, tetapi juga sebagai strategi naratif untuk mengurangi resistensi psikologis audiens, khususnya dari kalangan orang tua dan pengasuh anak. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana penerapan babak Ki (pengenalan), Sho (pengembangan), Ten (putaran), dan Ketsu (kesimpulan) diimplementasikan dalam naskah video feature “Kenali Sugar Addiction pada Anak: Bahaya dan Solusi” Proses penciptaan meliputi tahap pra-produksi yang diawali dengan perumusan konsep dasar untuk menjawab pertanyaan fundamental (5W1H) mengenai apa isu yang diangkat yang kemudian dilanjutkan dengan riset literatur dan pemetaan ide, produksi (penulisan naskah, wawancara narasumber, penyusunan kerangka cerita), dan pasca-produksi (transkrip, penyusunan post-shoot script, dan naskah editing). Hasil karya menunjukkan bahwa Ki dan Sho berhasil membangun fondasi naratif yang informatif dan non-konfrontatif, sementara Ten memunculkan perubahan perspektif dengan menyoroti aspek sistemik dari isu adiksi gula. Babak Ketsu kemudian merumuskan solusi praktis dalam konteks keluarga, memperkuat ajakan bertindak tanpa menyalahkan pihak manapun. Kolaborasi keempat babak ini menjadikan pesan edukatif lebih komunikatif, solutif, dan transformatif, serta memperkuat peran video feature sebagai media advokasi kesehatan anak yang relevan.