This Author published in this journals
All Journal Stilistika
Junianti, Putu Sri
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

CERITA RAKYAT TANTING MAS DAN TANTING RAT: MENGUNGKAP KONSEP RWA BHIENDA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT BALI-HINDU (DALAM KAJIAN LINGUISTIK KOGNITIF) Ni Wayan Sumitri; Gunartha, I Wayan; Junianti, Putu Sri
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 14 No. 1 (2025): Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/stilistika.v14i1.5598

Abstract

Cerita rakyat Tanting Mas dan Tanting Rat merupakan salah satu tradisi lisan masyarakat Bali-Hindu dalam istilah Bali disebut dengan satua yang artinya cerita. Teks cerita rakyat ini mengungkap ajaran-ajaran filosofis kehidupan utamanya konsep Rwa Bhineda. Tujuan tulisan ini mengkaji bagaimana pengungkapan konsep Rwa Bhineda itu digambarkan sebagai objek kajian. Fokus kajian pada aspek kognitif dalam perspektif sosio-kultural linguistik yang terintegrasi dalam analisis tekstual dan kontesktual. Sumber data utama adalah teks cerita rakyat Tanting Mas dan Tanting Rat yang dianalsis secara deskriptif kualitatif dengan pendekatan folklor dan linguistik kognitif kultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara tekstual cerita rakyat Bali Tanting Mas lan Tanting Rat menunjukkan penggunaan bahasa yang khas misalnya majas (gaya bahasa) sastra prosa naratif untuk menciptakan efek kognitif ‘kesucian dan magis’ dengan memanfaatkan fitur sosio-linguistik dan simbol-simbol budaya Hindu (Bali). Efek kesucian dan magis dicapai dengan sumber daya bahasa menggunakan bahasa Bali halus yang secara sosial sarat makna simbolis, juga menunjukkan tingginya penggunaan bahasa secara simbolik sosial. Cerita ini sarat dengan lambang dan isi pengetahuan black magic yang berhubungan dengan konsep Rwa Bhineda (simbol dualistis) yakni kebaikan dan kejahatan sebagai simbol perlawanan. Dalam konteks budaya menggambarkan kehancuran negara. Ada dua elemen yang saling terkait, yakni ilmu putih dan ilmu hitam (black magic) yakni Rwa Bhineda yang saling bertentangan dan berlawanan seperti pebuatan baik dan jahat/buruk dharma-adharma yang tidak terlepas dari perbuatan manusia.