Indonesia merupakan negara rawan gempa bumi karena terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama. Posisi geografis ini menempatkan Indonesia sebagai daerah rawan bencana termasuk gempa bumi. Gempa bumi menyebabkan krisis kesehatan seperti cedera, sehingga keterampilan pertolongan pertama seperti balut bidai penting dimiliki oleh masyarakat di daerah rawan bencana. Penelitian ini bertujuan menilai efektivitas pelatihan balut bidai dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu di Kampung Mekarwangi, Desa Karyawangi, Kabupaten Bandung Barat. Desain penelitian menggunakan quasi-eksperimental dengan rancangan pretest–posttest tanpa kelompok kontrol dan melibatkan 88 responden yang dipilih melalui teknik convenience sampling. Pengukuran pengetahuan dilakukan menggunakan kuesioner 12 item benar-salah, sedangkan keterampilan di evaluasi menggunakan 11 langkah praktik balut bidai yang mengacu pada prosedur pembidaian yang dikeluarkan oleh Palang Merah Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa sebelum pemaparan hampir seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan rendah (97,7%), sedangkan setelah pemaparan terjadi peningkatan signifikan menjadi (71,6%) berada pada kategori baik dan (28,4%) pada kategori sangat baik. Uji marginal homogeneity dan Wilcoxon Singed Rank Test menunjukan peningkatan signifikan (p < 0,05). seluruh responden (100%) menunjukkan peningkatan skor pengetahuan setelah pelatihan. Tingkat keterampilan peserta secara umum berada pada kategori sedang yaitu (58.0%) menunjukkan bahwa sebagian besar ibu ibu telah memahami langkah-langkah dasar balut bidai meskipun masih memerlukan latihan lanjutan untuk penyempurnaan. Pemaparan balut bidai efektif dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap penanganan cedera. Edukasi berbasis komunitas dengan pendekatan partisipatif dan praktik langsung berperan penting dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap situasi darurat pascabencana