<![CDATA[ABSTRACT Tuberculosis (TB) is one of the infectious diseases that is a global health problem. According to data from the World Health Organization (WHO), TB is the leading cause of death from infectious diseases, with more than 10 million new cases worldwide each year. The DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) strategy as a strategy in dealing with TB, one of which involves direct supervision of treatment by Drug Swallowing Supervisors (PMO). PMO is tasked with ensuring that patients comply with the treatment schedule. The success of TB treatment, including the conversion of AFB (Acid-Fast Bacilli) from positive to negative, is an important indicator in assessing the effectiveness of treatment. However, although these efforts have shown significant results, data from the Penggilingan II Health Center shows a decrease in the AFB conversion rate in the last three years, which risks reducing the effectiveness of the TB treatment program. To determine the relationship between the role of Drug Swallowing Supervisors (PMO) and AFB conversion in patients with Drug-Sensitive Tuberculosis (TB). The type of research used is quantitative research with a descriptive correlative design. Calculation of the number of samples can be done by statistical methods using the Slovin formula. Statistical test methods use univariate tests, bivariate tests, and chi square tests. There is no relationship between the Role of Drug Swallowing Supervisors (PMO) and BTA Conversion in Drug-Sensitive TB Patients with a p value of 0.086>0.005. from the research that has been conducted, it was found that there is no relationship between the Role of PMO and BTA Conversion in Drug-Sensitive TB Patients. It is known that most respondents are of productive age, female, are families who live together, with the majority of high school/vocational high school education and have BPJS/KIS health insurance. Meanwhile, for the characteristics of BTA Conversion results, most of them experienced BTA conversion. Keywords: Tuberculosis, PMO, And Conversion, Drug-Sensitive. ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan global. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TB adalah penyebab utama kematian akibat penyakit infeksi, dengan lebih dari 10 juta kasus baru setiap tahunnya di seluruh dunia. strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)sebagai strategi dalam penanggulangan TB yang salah satunya dengan melibatkan pengawasan langsung terhadap pengobatan oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). PMO bertugas untuk memastikan bahwa pasien mematuhi jadwal pengobatan. Keberhasilan pengobatan TB, termasuk konversi BTA (Basil Tahan Asam) dari positif menjadi negatif, merupakan indikator penting dalam menilai efektivitas dalam pengobatan. Namun, meskipun upaya ini telah menunjukkan hasil yang signifikan, data dari Puskesmas Penggilingan II menunjukkan penurunan angka konversi BTA dalam tiga tahun terakhir, yang berisiko mengurangi efektivitas program pengobatan TB. Untuk mengetahui hubungan antara peran Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan konversi BTA pada penderita Tuberkulosis (TB) Sensitif Obat. jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif. Penghitungan jumlah sampel bisa dilakukan dengan metode statistik menggunakan formula Slovin. Metode uji statistik menggunakan uji univariat, uji bivariat, dan uji chi square. Tidak ada hubungan Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) terhadap Konversi BTA pada Penderita TB sensitif Obat dengan p value 0,086 >0.005. dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil tidak terdapat hubungan Peran PMO terhadap Konversi BTA pada Penderita TB Sensitif Obat. Diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan usia produktif, jenis kelamin perempuan, merupakan keluarga yang tinggal bersama, dengan pendidikan mayoritas SMA/SMK dan memiliki jaminan kesehatan BPJS/KIS. Sementara untuk karakteristik hasil Konversi BTA, sebagain besar mengalami konversi BTA. Kata Kunci: Tuberkulosis, PMO, dan Konversi, Sensitif Obat.]]>
