Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa) Terhadap Parameter Kuantitatif Neurofarmakologi Haryanto, Haryanto; Darwis, Dinda Rahmadani; Ulfaidah, Novi; Rori, Zahra Hairana; Dini, Sukma Saputri; Salsabila, Nur; Ramli, Raihan Rusyidi; Suhrah, Siti; Zahra, Syifa Az; Nurwahida, Nita
Journal of Health and Medical Science Volume 4 Nomor 4 Oktober 2025
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jhms.v4i4.2979

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi konsentrasi ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa L.) terhadap berbagai parameter neurofarmakologi kuantitatif guna menentukan konsentrasi optimum yang memberikan efektivitas tertinggi. Daun bungur diketahui mengandung senyawa bioaktif seperti asam korosolat, tanin, flavonoid, dan komponen fenolik yang berperan dalam aktivitas antioksidan, antidiabetes, dan anti-inflamasi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium menggunakan rancangan posttest-only design, di mana ekstrak etanol daun bungur diuji pada tiga konsentrasi (1%, 2%, dan 4%) terhadap delapan parameter, yaitu PSM, SSSP, DSSP, SL, RO, SM, PSL, dan ANA. Hasil pengamatan menunjukkan adanya variasi respons antarparameter dan antar konsentrasi. Parameter SL menunjukkan nilai tertinggi sebesar 60% pada konsentrasi 2%, sedangkan RO menurun drastis hingga 0% pada konsentrasi 4%. Beberapa parameter seperti DSSP dan SM memperlihatkan peningkatan linear terhadap dosis, sementara PSL dan ANA menampilkan pola fluktuatif dengan efektivitas tertinggi pada konsentrasi 2%. Pola ini mengindikasikan bahwa hubungan dosis-respon ekstrak daun bungur bersifat nonlinier, di mana peningkatan dosis tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan aktivitas biologis. Fenomena penurunan aktivitas pada konsentrasi tinggi diduga berkaitan dengan presipitasi senyawa aktif, perubahan konformasi metabolit, atau efek antagonisme antar komponen fitokimia. Dengan demikian, konsentrasi 2% dapat diidentifikasi sebagai titik optimum bagi sebagian besar parameter bioaktivitas.