ABSTRACT The increasing levels of stress and mental health problems among university students, particularly those residing in dormitories, highlight the need for interventions tailored to the dormitory living context. Peer counselor training is one strategy to strengthen mental health support among students. This study aimed to examine the effect of peer counselor training on knowledge regarding counseling for mental health problems among students of the University Residence (Unires) at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. This quasi-experimental study employed a one-group pre-test–post-test design involving 43 students, selected using stratified random sampling based on dormitory clusters. The intervention consisted of a full-day, face-to-face peer counselor training delivered by a team of mental health professionals. Knowledge was measured using a questionnaire developed by the researchers based on the training module, administered before and after the training, and analyzed using the Wilcoxon signed-rank test. The mean knowledge score increased from 11.53 before the training to 12.33 after the training; however, this difference was not statistically significant (p=0.067). The majority of participants (95.3%) had previously received information about mental health, indicating a relatively high baseline level of mental health literacy, which may have contributed to the non-significant change in scores. In this study, peer counselor training did not demonstrate a statistically significant effect on mental health counseling knowledge, although a descriptive increase in mean scores was observed. Nevertheless, the training may still be beneficial as an effort to strengthen and maintain knowledge and could be further optimized through more intensive practical sessions and ongoing supervision. Keywords: Peer Counselor, Mental Health, Dormitory Students, Training. ABSTRAK Fenomena meningkatnya tingkat stres dan masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa, khususnya pada mahasiswa yang tinggal di asrama, menuntut perlunya intervensi yang sesuai dengan konteks kehidupan di asrama. Pelatihan konselor sebaya merupakan salah satu strategi untuk memperkuat dukungan kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan konselor sebaya terhadap pengetahuan tentang konseling masalah kesehatan mental pada mahasiswa University Residence (Unires) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian kuasi-eksperimen ini menggunakan desain one-group pre-test–post-test dan melibatkan 43 mahasiswa yang dipilih dengan teknik stratified random sampling berdasarkan klaster asrama. Intervensi berupa pelatihan konselor sebaya tatap muka selama satu hari penuh oleh tim profesional kesehatan jiwa. Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner yang disusun peneliti berdasarkan modul pelatihan, diberikan sebelum dan setelah pelatihan, kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon signed-rank. Rerata skor pengetahuan meningkat dari 11,53 sebelum pelatihan menjadi 12,33 setelah pelatihan, namun perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik (p=0,067). Mayoritas peserta (95,3%) sudah pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan mental sebelumnya, yang mengindikasikan literasi dasar kesehatan mental yang relatif tinggi dan berpotensi berkontribusi terhadap tidak signifikannya perubahan skor. Pelatihan konselor sebaya pada penelitian ini tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap pengetahuan konseling kesehatan mental, meskipun secara deskriptif terjadi peningkatan rerata skor. Namun demikian, pelatihan tetap berpotensi bermanfaat sebagai upaya penguatan dan pemeliharaan pengetahuan, serta dapat dioptimalkan melalui sesi praktik yang lebih intensif dan supervisi berkelanjutan.Kata Kunci: Konselor Sebaya, Kesehatan Mental, Mahasiswa Asrama, Pelatihan.