Pendahuluan. Perkembangan teknologi komunikasi digital telah mengubah cara penyampaian pesan dakwah. Media sosial seperti Whatsapp memiliki peranan penting dalam penyampaian dakwah yang efektif terutama kepada gen-Z. Penelitian ini bertujuan untuk melihat visualisasi konten pesan dakwah tema Akhlak yang terdapat di dalam saluran Whatsapp Ustadz Hanan Attaki dan juga untuk mengetahui Makna denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat di dalam saluran Whatsapp Ustadz Hanan Attaki. Metode. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif pendekatan analisis konten berbasis Semiotika Roland Barthes. Dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu Observasi dan Studi Dokumentasi, data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi isi saluran WhatsApp resmi Ustadz Hanan Attaki, yang kemudian dianalisis melalui tiga tahapan makna. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Visualisasi konten pesan dakwah dalam Saluran Whatsapp Ustadz Hanan Attaki yang terdiri dari sembilan konten yang menjadi fokus penelitian ini dapat diterima dan mampu dipahami oleh gen-Z. Kemudian makna konten pesan dakwah pada level denotasi pesan dakwah tampil dalam bentuk visual dan teks yang sederhana, akrab, dan menggunakan bahasa gaul, kemudian pada level konotasi gaya tersebut mengandung makna kedekatan emosional, penguatan identitas religius yang inklusif, dan representasi bahwa Islam dapat dirangkul tanpa meninggalkan gaya hidup modern. Sementara pada level mitos, dakwah Hanan Attaki membentuk narasi ideologis bahwa hijrah dan keislaman tidak bertentangan dengan kehidupan urban, melainkan bagian integral dari identitas spiritual generasi muda. Kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi dakwah Ustadz Hanan Attaki melalui saluran WhatsApp efektif dalam menjangkau Generasi Z. Visualisasi konten bertema akhlak mampu menarik perhatian sekaligus memudahkan pemahaman pesan. Analisis denotasi, konotasi, dan mitos menunjukkan bahwa penggunaan simbol dan bahasa yang dekat dengan budaya audiens membuat pesan dakwah lebih relevan, mudah diterima, dan berdampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, saluran WhatsApp tidak hanya menjadi media dakwah, tetapi juga sarana membangun komunikasi interaktif dan pembelajaran berkelanjutan bagi generasi muda.