Penelitian ini mengkaji pengaruh penggantian sebagian beras putih dengan beras singkong terhadap karakteristik sensorik dan penerimaan konsumen terhadap nasi goreng. Tiga tingkat penggantian 50%, 60%, dan 70% beras singkong diformulasikan untuk mengevaluasi pengaruhnya terhadap atribut penampilan, aroma, rasa, dan tekstur. Sebanyak 38 panelis, yang terdiri dari evaluator terlatih dan tidak terlatih, berpartisipasi dalam penilaian sensorik. Uji hedonik dan kualitas hedonik dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah untuk menentukan perbedaan signifikan antar perlakuan, diikuti dengan uji rentang ganda Duncan untuk perbandingan lebih lanjut jika diperlukan. Hasil menunjukkan bahwa penambahan beras singkong secara signifikan mempengaruhi atribut tekstur, sementara warna, aroma, dan rasa tetap berada dalam rentang sensorik yang dapat diterima di semua formulasi. Tingkat penggantian 50% menunjukkan kinerja sensorik yang paling stabil, sedangkan proporsi yang lebih tinggi, terutama formulasi 70%, memperkenalkan karakteristik singkong yang lebih khas, terutama tercermin dalam kelembutan tekstur dan aroma singkong yang sedikit lebih kuat. Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa nasi singkong dapat berfungsi sebagai pengganti parsial yang layak untuk nasi putih dalam masakan nasi goreng tanpa menyebabkan penurunan yang signifikan dalam penerimaan sensorik secara keseluruhan. Hal ini mendukung potensi penggunaan singkong sebagai sumber karbohidrat alternatif lokal, yang dapat mempromosikan diversifikasi pangan sambil menawarkan keunggulan nutrisi, terutama bagi individu yang mencari makanan pokok dengan indeks glikemik rendah. Studi ini menekankan pentingnya memanfaatkan bahan baku lokal yang tersedia untuk meningkatkan keragaman diet dan mengurangi ketergantungan pada karbohidrat olahan.