Pendidikan kontemporer menghadapi kesenjangan signifikan antara tujuan ideal untuk menghasilkan lulusan yang bernalar kritis dan kreatif dengan praktik pembelajaran di kelas yang masih terjebak dalam rutinitas konvensional. Paradigma tradisional yang berpusat pada guru (teacher-centered) dinilai tidak lagi memadai untuk membekali siswa menghadapi tantangan abad ke-21. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana model pembelajaran yang selaras dengan filsafat pendidikan kontemporer yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research). Data dikumpulkan dari berbagai sumber pustaka seperti jurnal ilmiah dan buku, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis) kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) seperti Problem-Based Learning (PBL), Project-Based Learning (PjBL), dan Inquiry Learning memiliki hubungan kuat dengan peningkatan hasil belajar siswa secara holistik dengan mengembangkan keterampilan abad ke-21. Meskipun demikian, implementasinya dihadapkan pada sejumlah tantangan fundamental , meliputi: kesenjangan antara teori dan praktik, kesiapan dan kompetensi guru yang belum merata, kurikulum yang padat, sistem evaluasi yang tidak selaras, keterbatasan sumber daya, serta budaya pendidikan dan harapan orang tua yang belum sepenuhnya mendukung. Kesimpulannya, penyelarasan model pembelajaran dengan filsafat pendidikan kontemporer adalah sebuah keharusan untuk menciptakan pembelajar seumur hidup yang relevan dengan zaman, namun keberhasilannya memerlukan upaya sistematis untuk mengatasi tantangan-tantangan praktis di lapangan.