Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program ikonografi dari figur-figur fauna dan mitologi yang ditemukan di kompleks percandian Bumi Ayu, Sumatera Selatan. Sebagai satu-satunya situs Hindu-Siwaistik besar dari periode klasik di wilayah tersebut, yang aktif antara abad ke-9 hingga ke-13 Masehi, representasi artistiknya menawarkan perspektif unik mengenai dinamika keagamaan dan budaya dalam lingkup pengaruh Sriwijaya. Melalui metode deskriptif-analitis, artikel ini mengkaji tiga belas elemen ikonografis spesifik, termasuk kepala Kala, Makara, Nandi, Gana, dan berbagai relief fauna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa figur-figur ini bukan sekadar hiasan, melainkan merupakan sebuah sistem simbolis yang koheren dengan tiga fungsi utama: apotropaik (menjaga ruang suci), teologis (mewakili kehadiran ilahiah Siwa dan para pengiringnya), dan kultural (mengartikulasikan sebuah kanon artistik lokal Sumatera yang khas). Gaya lokal ini, meskipun berdialog dengan tradisi Jawa dan India, menunjukkan inovasi yang signifikan, terutama dalam menggambar kepala Kala dan figur di dalam mulut Makara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ikonografi hewan dan mitologi Candi Bumi Ayu adalah sebuah teks visual canggih yang mengungkap jalinan kompleks antara kosmologi keagamaan, praktik ritual, dan penegasan identitas daerah yang unik. Abstrak Kajian ini bertujuan menganalisis program ikonografi figur fauna dan mitologi yang ditemukan di kompleks Candi Bumi Ayu, Sumatera Selatan. Sebagai satu-satunya situs Hindu-Syiwa utama dari periode klasik di wilayah tersebut, yang aktif antara abad ke-9 dan ke-13 Masehi, representasi artistiknya menawarkan perspektif unik tentang dinamika keagamaan dan budaya dalam lingkup pengaruh Sriwijaya. Melalui metode deskriptif-analitis, makalah ini mengkaji tiga belas elemen ikonografi spesifik, termasuk kepala Kala, Makara, Nandi, Gana, dan berbagai relief fauna. Temuan menunjukkan bahwa figur-figur ini bukan sekadar dekoratif, melainkan merupakan sistem simbolis yang koheren dengan tiga fungsi utama: apotropaik (menjaga ruang suci), teologis (mewakili kehadiran ilahi Siwa dan pengiringnya), dan kultural (mengartikulasikan kanon artistik Sumatra yang khas). Gaya lokal ini, meskipun berdialog dengan tradisi Jawa dan India, menunjukkan inovasi yang signifikan, terutama dalam menggambar kepala Kala dan figur-figur di dalam mulut Makara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ikonografi hewan dan mitologi Candi Bumi Ayu merupakan teks visual canggih yang mengungkap interaksi kompleks antara kosmologi keagamaan, praktik ritual, dan penegasan identitas daerah yang unik.