Desi Sri Pasca Sari Sembiring
Magister Ilmu Pertanian, Universitas Pembangunan Panca Budi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRAINING ON MAKING COMPOSITE LIQUID SMOKE-BASED PLANT PESTICIDES FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Andi Setiawan; Najla Lubis; Rozyanti Rozyanti; Dwi Hayati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 6 (2025): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i6.35843

Abstract

Abstrak: Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini mensosialisasikan inovasi pestisida nabati berupa asap cair berbasis komposit, yang dibuat dari bahan alam seperti kulit kayu, daun, dan ranting melalui proses pirolisis, untuk menjawab kelemahan pestisida nabati konvensional. Melibatkan 20 siswa SMK Panca Budi Medan, metode pelaksanaan bersifat praktis dan partisipatif dengan menggabungkan ceramah, demonstrasi, dan praktik langsung (hands-on practice) dalam mengolah bahan dan memproduksi pestisida. Kegiatan ini secara bersamaan mengasah hardskill teknis peserta dan meningkatkan softskill berupa pemahaman lingkungan serta prinsip pertanian berkelanjutan. Evaluasi melalui kuesioner pre-test dan post-test menunjukkan keberhasilan program, dengan terjadi peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta sebesar 45%. Hasil ini membuktikan adanya peningkatan pemahaman yang signifikan di kalangan masyarakat sasaran mengenai pemanfaatan pestisida asap cair komposit sebagai solusi pengendalian hama yang lebih efektif dan ramah lingkungan.Abstract: This Community Service (PKM) activity socializes the innovation of a botanical pesticide in the form of a composite-based liquid smoke, made from natural materials such as bark, leaves, and twigs through a pyrolysis process, to address the weaknesses of conventional botanical pesticides. Involving 20 students of SMK Panca Budi Medan, the implementation method is practical and participatory by combining lectures, demonstrations, and direct practice (hands-on practice) in processing materials and producing pesticides. This activity simultaneously hones the technical hard skills of participants and improves soft skills in the form of environmental understanding and sustainable agricultural principles. Evaluation through pre-test and post-test questionnaires showed the success of the program, with an increase in participants' skills and knowledge of 45%. These results prove a significant increase in understanding among the target community regarding the use of composite liquid smoke pesticides as a more effective and environmentally friendly pest control solution.
KUDA LUMPING SEBAGAI TRADISI DAN INOVASI SOSIAL UNTUK MASYARAKAT BERKELANJUTAN Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Dina Hastalona; Novalinda Novalinda
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 5 (2025): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i5.34400

Abstract

Abstrak: Program “Kuda Lumping: Tradisi dan Inovasi Sosial untuk Masyarakat Berkelanjutan” merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang mengintegrasikan pelestarian budaya dengan inovasi sosial guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Program ini berfokus pada peningkatan kualitas pertunjukan dan kapasitas promosi digital kelompok seni Kuda Lumping yang terdiri atas 25 anggota. Tujuannya meliputi penyediaan pelapis sarung alat musik dan aksesoris pertunjukan, peningkatan pengetahuan mitra dalam promosi digital, serta peningkatan produktivitas ekonomi kelompok seni. Metode pelaksanaan mencakup sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan, evaluasi, dan keberlanjutan program. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebesar 78% pada aspek manajemen pertunjukan, pemasaran digital, dan pengembangan merchandise berbasis budaya. Selain itu, kapasitas ekonomi kelompok seni meningkat sebesar 35%, terbentuk dua model bisnis berkelanjutan, serta terjadi peningkatan keterlibatan generasi muda sebesar 45% dalam pelestarian budaya lokal. Evaluasi menggunakan pendekatan mixed-method dengan indikator peningkatan pendapatan, penguasaan teknologi, dan partisipasi masyarakat. Program ini berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 8 dan 11, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi serta kota dan komunitas berkelanjutan. Kolaborasi antara seniman, akademisi, pemerintah, dan pihak swasta menjadi kunci keberhasilan, membuktikan bahwa kearifan lokal dapat menjadi sumber inovasi sosial yang relevan di era modern.Abstract: The “Kuda Lumping: Tradition and Social Innovation for Sustainable Communities” program is a community service activity that integrates cultural preservation with social innovation to support sustainable development. This program focuses on improving the quality of performances and digital promotion capabilities of the Kuda Lumping art group, which consists of 25 members. Its objectives include providing covers for musical instruments and performance accessories, increasing partners' knowledge of digital promotion, and increasing the economic productivity of the art group. The implementation methods include socialization, training, technology application, mentoring, evaluation, and program sustainability. The results show a 78% increase in knowledge in the areas of performance management, digital marketing, and culture-based merchandise development. In addition, the economic capacity of the art group increased by 35%, two sustainable business models were formed, and there was a 45% increase in the involvement of the younger generation in the preservation of local culture. The evaluation used a mixed-method approach with indicators of increased income, technology mastery, and community participation. This program contributes to the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) points 8 and 11, namely decent work and economic growth, and sustainable cities and communities. Kolaborasi antara seniman, akademisi, pemerintah, dan pihak swasta menjadi kunci keberhasilan, membuktikan bahwa kearifan lokal dapat menjadi sumber inovasi sosial yang relevan di era modern.