Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP)

PEMBERDAYAAN PETANI KAKAO MELALUI PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN KOLAKA TIMUR Yolanda Fitria Syahri; Marlina Mustafa; Muhtar Amin
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 7 No. 2 (2022): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 7 NO. 2 MEI 2022
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v7i2.20484

Abstract

Petani kakao di Desa Puundokulo, Kecamatan Poli-Polia, Kabupaten Kolaka Timur rata-rata memiliki kebun kakao seluas 1-6 ha dengan produksi saat ini rata-rata 300-600kg biji kakao/ha. Namun, produksi kakao saat ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Masalah prioritas petani kakao di daerah ini adalah tingginya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan tingginya intensitas serangan hama dan penyakit. Sebagai salah satu sentra produksi kakao di Kabupaten Kolaka Timur, belum ada upaya transfer ilmu pengetahuan sebagai upaya pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) petani kakao. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan SDM petani kakao mengenai pertanian organik khususnya melalui pemanfaatan limbah kulit kakao sebagai bahan kompos, yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Metode pelaksanaan yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian ini terbagi menjadi dua tahap kerja, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan di lapangan. Tahap persiapan diawali dengan koordinasi dengan pihak terkait, dilanjutkan dengan pembuatan pupuk organik cair (POC), fermentasi POC, pengujian laboratorium kandungan nutrisi POC dan pembuatan pestisida nabati. Tahapan pelaksanaan kegiatan di lapangan dibagi menjadi tiga bagian kerja yaitu pengadaan bahan, pembuatan kompos dari limbah sekam kakao, dan evaluasi kegiatan. Evaluasi kegiatan di lapangan menunjukkan bahwa 60% petani responden menilai inovasi kompos sekam kakao sudah sesuai karena inovasi tersebut sesuai dengan kebutuhan petani dan kondisi lingkungan. Sebanyak 85% menilai inovasi kompos cangkang kakao memiliki tingkat kerumitan yang rendah, artinya sekam kakao sangat mudah diperoleh bahan bakunya, mudah dibuat dan mudah digunakan. Kata kunci: Pemberdayaan petani, Pertanian organik, Kakao.   ABSTRACT Cocoa farmers in Puundokulo Village, Poli-Polia District, East Kolaka Regency have an average of 1-6 ha of cocoa plantations with current production of an average of 300-600kg of cocoa beans/ha. However, current cocoa production is much lower than in previous years. The priority problems for cocoa farmers in this area are the high dependence of farmers on chemical fertilizers and the high intensity of pest and disease attacks. As one of the cocoa production centers in the East Kolaka Regency, there has been no effort to transfer knowledge as an effort to empower the human resources (HR) of cocoa farmers. Based on this, this service activity aims to empower cocoa farmers' human resources regarding organic agriculture, especially through the use of cocoa husk waste as compost material, which can reduce the use of chemical fertilizers. The implementation method applied in this service activity is divided into two stages of work, namely the stage of preparation and implementation in the field. The preparation stage begins with coordinating with related parties, followed by the manufacture of liquid organic fertilizer (POC), POC fermentation, laboratory testing of POC nutrient content and manufacture of vegetable pesticides. The stages of implementing activities in the field are divided into three work sections: the provision of materials, making compost from cocoa husk waste, and evaluation of activities. The evaluation of activities in the field showed that 60% of respondent farmers assessed that the cocoa husk compost innovation had appropriate suitability because the innovation was following the farmer's needs and environmental conditions. As many as 85% assessed that the cocoa shell compost innovation had a low level of complexity, which means that the cocoa husk is very easy—obtained raw materials, easy to make and easy to use. Keywords: Farmer empowerment, Organic agriculture, Cocoa.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR TERINTEGRASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK ITIK DALAM MENDUKUNG KESEJAHTERAAN EKONOMI BERKELANJUTAN DI DESA LAWULO KECAMATAN SAMATURU KABUPATEN KOLAKA H. Hastuti; Ramlah Saleh; Yolanda Fitria Syahri
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 8 No. 2 (2023): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 8 NO. 2 MEI 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v8i2.23103

Abstract

Pemberdayaan masyarakat pesisir di Desa Lawulo memiliki potensi yang cukup besar untuk mengintegrasikan antara budidaya hasil laut berupa ikan dan rumput laut dengan bidang pertanian dan peternakan. Berbagai permasalahan yang ada, pertama produk hasil laut seperti ikan dan rumput laut yang diperoleh tidak memiliki value added, hal ini  dikarenakan masyarakat pesisir hanya menjual dalam bentuk bahan mentah dengan harga yang lebih  murah, dan lahan pemukiman yang tidak termanfaatkan untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat melalui budidaya rumput laut dan ternak. Solusinya adalah pertama melakukan pengolahan bersama mitra dari hasil laut menjadi produk yang bernilai tambah (value added). Kedua, memanfaatkan lahan sekitar pemukiman secara maksimal yang tidak produktif secara ekonomi, sehingga terbentuk peta potensi usaha baru dengan mengintegrasikan pengembangan budidaya ternak itik yang bertujuan agar mitra tidak hanya terfokus dengan hasil laut yang kadang sangat terpengaruh cuaca dan iklim. Ketiga, melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan kepada kelompok masyarakat guna mengasah kemampuan berkreasi yang inovatif terhadap potensi sumberdaya lokal, sehingga tercipta kreatifitas baru pada mitra masyarakat yang telah dibekali dengan skill dan terbentuknya karakter wirausaha baru pada mitra sebagai Start up usaha. Keempat, melakukan coaching clinic pada mitra secara berkesinambungan, tidak terbatas hanya selama kegiatn PKM berlangsung, namun pasca kegiatan pun tetap dapat terjalin kerjasama. Metode pelaksaan kegiatan terdiri dari survei, penyuluhan partisipatif, pelatihan, pendampingan dan monitoring. Capain kegiatan keseluruhan mencapai 100% dengan menghasilkan luaran berupa terbentuk kelompok wirausaha baru dan atau desa binaan yang dimonitori dan dibina secara langsung oleh Perguruan Tinggi Universitas Sembilanbelas November Kolaka. Kata kunci: Masyarakat pesisir, pemberdayaan masyarakat, budidaya ternak itik, desa Lawulo. ABSTRACT Empowerment of coastal communities in Lawulo Village has considerable potential to integrate marine aquaculture products in the form of fish and seaweed with agriculture and storage. Various problems exist, firstly marine products such as fish and seaweed obtained do not have added value, this is because coastal communities only sell raw materials at lower prices, and residential land is not utilized to support community economic development through seaweed cultivation and livestock. The solution is first to carry out processing with partners from marine products into value added products. Second, to make maximum use of the land around settlements that is not economically productive, so that a map of new business potential is formed by integrating the development of duck farming which aims to make partners not only focused on marine products which are sometimes very affected by weather and climate. Third, carry out outreach and training activities for community groups to hone innovative creative abilities on local resource potential, so that new creativity is created for community partners who have been equipped with skills and the formation of new entrepreneurial characters for partners as business start-ups. Fourth, conducting coaching clinics with partners on an ongoing basis, not only during PKM activities but after the activity’s collaboration can still be established. The method of implementing the activity consists of supervision, participatory counseling, training, g, and monitoring. The overall achievement of the activities reached 100% by producing the output in the form of forming new entrepreneurial groups and/or assisted villages which were monitored and fostered directly by the College of Universitas Sembilanbelas November Kolaka. Keywords: Coastal communities, community empowerment, duck farming, Lawulo village.