Penyakit menular di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masayarakat yang utama, salah satunyaTuberkulosis (TB). Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteriumtuberculosis. Penanganan yang tidak adekuat dapat berakibat kegagalan pengobatan, transmisi kuman TB yangberkelanjutan menimbulkan resistensi berbagai obat atau setidaknya dua jenis obat utama yaitu isoniazid danrifampisin dikenal dengan kasus Tuberculosis Multi Drug Resistance (TB-MDR). Penelitian ini merupakanpenelitian bersifat analitik menggunakan desain penelitian Cross Secsional study dengan tujuan untukmemperoleh informasi mendalam mengenai prevalensi risiko kejadian Tuberkulosis Multi drug resistance (TBMDR)di Kabupaten Muna tahun 2013-2015. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalanyang menderita penyakit TB paru diseluruh unit pelayan kesehatan di Kabupaten Muna yang menggunakanstrategi DOTS (direct observed treatment short-course chemotherapy) dalam kurun waktu 1 Januari 2013Sampai 31 Desember 2015 berjumlah 1.935 penderita TB dan jumlah sampelnya yaitu 310. VariabelIndependen diteliti adalah umur, jenis kelamin, pemeriksaan sputum serta indeks massa tubuh. Uji yangdigunakan adalah Chi Square serta penghitungan rasio prevalensi. Hasil analisis penelitian diperoleh nilaiPrevalensi Risiko Kejadian TB-MDR yaitu sebesar 24 penderita TB atau sekitar 7,7%. Analisis bivariatmenunjukan bahwa variabel umur, jenis kelamin dan indeks massa tubuh berhubungan dengan risikoterjadinya TB-MDR sedangkan pemeriksaan sputum tidak berhubungan dengan dengan risiko terjadinya TBMDR.Kata Kunci: Risiko kejadian TB-MDR, Tuberkulosis, kabupaten Muna, Usia, Jenis kelamin, Pemeriksaansputum, Indeks Massa Tubuh