Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Iluminasi, Eksegesis, dan Doa Nggadas, Deky Hidnas Yan
BIA Vol 1, No 1 (2018): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.167 KB) | DOI: 10.34307/b.v1i1.18

Abstract

This article is intended to discuss the doctrine of illumination in light of some current debates among scholars. In addition to the critical evaluation of the debate, I would like to contribute to this discussion by providing my own exegetical observation on various biblical texts. I will conclude this article with a brief review of the relationship between illumination and prayer. AbstrakArtikel ini dimaksudkan untuk membahas doktrin iluminasi terutama tentang beberapa perdebatan saat ini di antara para sarjana. Selain evaluasi kritis terhadap debat, saya ingin berkontribusi pada diskusi ini dengan memberikan pengamatan eksegetikal saya sendiri pada berbagai teks alkitabiah. Saya akan menyimpulkan artikel ini dengan tinjauan singkat tentang hubungan antara iluminasi dan doa
Yesus Belajar Ilmu Sihir di Mesir? Matius 2:13-23 dan Studi Yesus Sejarah Deky Hidnas Yan Nggadas
Indonesian Journal of Theology Vol 1 No 1 (2013): Edisi Reguler - Juli 2013
Publisher : Asosiasi Teolog Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.511 KB) | DOI: 10.46567/ijt.v1i1.89

Abstract

NA
MARKUS 2:26 SEBUAH ANAKRONISME? Deky Hidnas Yan Nggadas
Jurnal Amanat Agung Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Amanat Agung Vol. 7 No. 2 Tahun 2011
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.224 KB)

Abstract

MARKUS 2:26 SEBUAH ANAKRONISME? Sebuah Ulasan Eksegetis-Apologetis
BIARLAH ORANG MATI MENGUBURKAN ORANG MATI Investigasi Latar Kultural Matius 8:21-22/Lukas 9:59-60 Deky Hidnas Yan Nggadas
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2019): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.1, December 2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i1.19

Abstract

The text of Matthew 8:18-22 and its parallel in Luke 9:57-59 contain a deep meaning and also requires exegetical attention to find the meaning. The reason to finding meaning in the texts was due to differences of opinion about the background, such as the cultural aspect behind disciple’s reason for “going to bury my father first” and the purpose of Jesus’s response: “let the dead buried their people”. The context is closely related to Jewish burial tradition (known as liqut ‘azamot or ossilegium). However, on the other hand, responsibility to caring parent who died was part of the fifth commandment in Dekalog: “Respect your father and mother.” Teks Matius 8:18-22 dan paralelnya yakni Lukas 9:57-59 mengandung makna yang mendalam dan membutuhkan perhatian eksegetis untuk mendapatkan makna tersebut. Alasan mendapatkan makna pada teks-teks tersebut disebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai latar belakangnya, termasuk aspek kultural di balik alasan sang murid untuk “pergi dahulu menguburkan ayahku” dan maksud dari respons Yesus, “biarlah orang mati menguburkan orang-orang mati mereka”. Konteks tersebut terkait erat dengan tradisi penguburan dalam lingkungan Yahudi (disebut dengan liqut ‘azamot atau ossilegium). Namun, di sisi lain, tanggung jawab mengurus orang tua yang meninggal merupakan bagian dari perintah kelima dalam Dekalog: “Hormatilah ayahmu dan ibumu.”
Monotheisme Yahudi Kuno dan Doktrin Trinitas Deky Hidnas Yan Nggadas
JURNAL LUXNOS Vol. 4 No. 1 (2018): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2018
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v4i1.123

Abstract

Abstract: This study examines ancient Jewish monotheism and compares it with the doctrine of the trinity in the Bible, particularly in Paul's epistles (Ephesians) and the Gospel of John. Researchers used qualitative methods with an emphasis on biblical studies. Researchers conclude that triadic patterns are central to Paul's theology in Ephesians. On the other hand, from the point of view of the practice of worship and devotion, early Christianity seemed to be dominated by a binitarian or diadid pattern of worship (as Hurtado argues). Was the Holy Spirit worshiped in the worship practices and devotion of early Christianity? The evidence from the NT forces us to refrain from giving positive answers to this question. This does not mean that the Holy Spirit is not presented as God (cf. John 14-16; etc.), but that the objects of recipients of worship and devotion in the NT pages are dominated by the Father and the Son. This pattern of worship finds its background not in the Greco-Roman religions, but in ancient Jewish monotheism. From ancient Jewish monotheism too, we find reference to the Christology of divine identity which was so dominant in the NT. Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang monoteisme Yahudi kuno dan membandingkannya dengan doktrin trinitas dalam Alkitab, khususnya dalam surat Paulus (Surat Efesus) dan juga Injil Yohanes. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menitikberatkan pada kajian biblika. Peneliti menyimpulkan pola-pola triadik merupakan pusat teologi Paulus dalam Surat Efesus. Di sisi lain, dari segi praktik penyembahan dan devosinya, Kekristenan mula-mula tampaknya didominasi oleh pola penyembahan yang binitarian atau diadik (seperti argumentasi Hurtado). Apakah Roh Kudus disembah dalam praktik penyembahan dan devosi Kekristenan mula-mula? Bukti-bukti dari PB memaksa kita untuk menahan diri dalam memberikan jawaban positif terhadap pertanyaan ini. Hal ini tidak berarti bahwa Roh Kudus tidak dipresentasikan sebagai Allah (bnd. Yoh. 14-16; dll.), namun memang objek penerima penyembahan dan devosi dalam halaman-halaman PB didominasi oleh Bapa dan Anak. Pola penyembahan ini, mendapatkan latar belakangnya bukan dalam agama-agama Greco-Roman, melainkan dalam monotheisme Yahudi kuno. Dari monotheisme Yahudi kuno juga, kita mendapati acuan bagi Kristologi identitas ilahi yang sangat dominan dalam PB.
Iluminasi, Eksegesis, dan Doa Deky Hidnas Yan Nggadas
BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual Vol 1, No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/b.v1i1.18

Abstract

This article is intended to discuss the doctrine of illumination in light of some current debates among scholars. In addition to the critical evaluation of the debate, I would like to contribute to this discussion by providing my own exegetical observation on various biblical texts. I will conclude this article with a brief review of the relationship between illumination and prayer. AbstrakArtikel ini dimaksudkan untuk membahas doktrin iluminasi terutama tentang beberapa perdebatan saat ini di antara para sarjana. Selain evaluasi kritis terhadap debat, saya ingin berkontribusi pada diskusi ini dengan memberikan pengamatan eksegetikal saya sendiri pada berbagai teks alkitabiah. Saya akan menyimpulkan artikel ini dengan tinjauan singkat tentang hubungan antara iluminasi dan doa
PENULIS ATAU AMANUENSIS SURAT IBRANI? Nggadas, Deky Hidnas Yan
Jurnal Amanat Agung Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Amanat Agung Vol 19 No. 1 Juni 2023
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v19i1.589

Abstract

The consensus of NT scholarship on Origen's agnosticism for the identity of the writer of the Epistle to the Hebrews is exactly wrong. Origen, explicitly and repeatedly quotes from the Epistle to the Hebrews as the writing of the Apostle Paul. The writer proposes that Origen's agnostic statement is not related to the identity of the author of the Letter to the Hebrews but his amanuensis.
WAHYU 20:1-10 DAN MILENIALISME: SEBUAH EVALUASI HERMENEUTIS DAN KANONIKAL Nggadas, Deky Hidnas Yan
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI SETIA SIAU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46558/bonafide.v4i2.210

Abstract

Revelation 20:1-10 is the only text that explicitly speaks of The Millennial Kingdom but has given rise to three main Millennial views: Premillennialism, Postmillennialism, and Amillennialism. This paper intends to carry out a critical evaluation of these three views. The method used is a literature study with a descriptive-evaluative approach from a hermeneutical and canonical perspective. It can be concluded that the Amillennialism view is more persuasive to adhere to, although it is not without difficulties.
KITAB YUNUS DAN REVIVAL: SEBUAH STUDI LITERER-TEOLOGIS Nggadas, Deky Hidnas Yan
Manna Rafflesia Vol. 10 No. 2 (2024): April
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38091/man_raf.v10i2.370

Abstract

Artikel ini membahas tentang tema kebangunan (revival) dalam Kitab Yunus. Secara sepintas tampak sulit membahas revival dalam kitab Yunus. Namun ini menjadi tantangan untuk menemukan kebutuhan revival yang didasarkan pada kitab Yunus. Dengan menggunakan metode analisis literer-teologis, Kitab Yunus dan Revival akan dipaparkan dalam penelitian ini. Lebih spesifik, penulis mengamati sejumlah leithworter (pengulangan kata-kata kunci) dalam seluruh Kitab Yunus. Pengulangan kata-kata kunci itu menggarisbawahi ironi karakter spiritual dari tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Melalui analisis tersebut, penulis menggarisbawahi kontribusi Kitab Yunus mengenai kebutuhan akan revival di dalam Kekristenan masa kini. Hasil penelitian ini menemukan dan menjelaskan kontribusi kitab Yunus akan revival.
Teologi Misi Dalam Injil Lukas: Penundaan Parousia Sebagai Lensa Tafsir? Deky Hidnas Yan Nggadas
Views : Jurnal Teologi dan Biblika Vol. 1 No. 1 (2023): VIEWS: Jurnal Teologi dan Biblika Edisi Agustus 2023
Publisher : Vieka Wahana Semesta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63248/views.v1i1.1

Abstract

Abstract: This article is a critical interaction with the views of liberal theologians regarding the theology of non-Jewish missions in the Gospel of Luke. By using qualitative research methods, especially literature review, the researcher examines the views of every liberal theologian who has different views on the theology of mission in the Gospel of Luke. From the results of this study, we found an interesting parallel that Paul emphasized regarding the universal human condition under the dominion of sin in Romans 1:18-32. And of course, this was the image that both Wilson and Tsuchiya wanted to see but they failed to bring it up in their observations. The sinful nature described by Luke does not lead to any other conclusion except that the gentiles, like the Jews, need the Gospel of salvation. Abstrak: Artikel ini adalah sebuah interaksi kritis terhadap pandangan para teolog liberal mengenai teologi misi non Yahudi dalam Injil Lukas. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, khususnya kajian pustaka, peneliti mengkaji setiap pandangan teolog liberal yang memiliki pandangan berbeda tentang teologi misi dalam injil Lukas. Dari hasil penelitian ini didapati paralel menarik yang ditekankan Paulus mengenai kondisi universal manusia di bawah kekuasaan dosa dalam Roma 1:18-32. Dan tentu saja, ini adalah gambaran yang ingin dilihat baik oleh Wilson maupun Tsuchiya namun mereka gagal memunculkannya dalam pengamatan mereka. Natur keberdosaan yang digambarkan Lukas tersebut memang tidak memimpin kepada kesimpulan lain lagi kecuali bahwa gentiles, sama seperti orang-orang Yahudi, membutuhkan Injil keselamatan.