Darojah, Citra Iqliyah
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CORAK BUDAYA AUSTRONESIA PADA RUMAH TRADISIONAL LEMBAH BADA, SULAWESI TENGAH DAN RUMAH TRADISIONAL SUMBA BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR (STUDI ETNOARKEOLOGI) Darojah, Citra Iqliyah
Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat Vol 5, No 2 (2013): November 2013
Publisher : BALAI ARKEOLOGI PAPUA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.648 KB)

Abstract

The house is a traditional house on a particular group of people is a reflection of local knowledge inherited from generation to generation. This paper aims at comparing traditional ethnographic data on the Bada Valley and West Sumba in order to get an overview of archaeological interpretation of the Austronesian speakers in the past, there are several factors to be considered in the selection of traditional houses as many equations kasus. Lebih study of Austronesian cultural patterns that are still found in traditional house traditional house Bada Valley and West Sumba than the differences that exist.AbstrakRumah rumah tradisional pada kelompok masyarakat tertentu merupakan refleksi dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Tulisan ini bertujuan membandingan data etnografi pada rumah tradisional Lembah Bada dan Sumba Barat guna mendapatkan interpretasi arkeologis gambaran rumah penutur Austronesia pada masa lampau, terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan rumah tradisional sebagai studi kasus.Lebih banyak persamaan corak budaya Austronesia yang masih ditemukan pada rumah tradisional Lembah Bada dan rumah tradisional Sumba Barat dibandingkan dengan perbedaan yang ada.
Tradisional atau Modern: Dampak Kebijakan Perumahan Rakyat terhadap Bangunan Tradisional di Lembah Bada, Sulawesi Selatan Darojah, Citra Iqliyah
KALPATARU Vol 27, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2632.353 KB) | DOI: 10.24832/kpt.v27i2.451

Abstract

Abstract. Public housing has become Indonesian Government’s main consideration since 1970s. As one of public welfare indicator, three categories of house based on its material are amongst government’s policy of public housing. Discussing the impact of government’s public housing policy implementation into traditional houses in Indonesia is the aim of this article. Qualitative method consists of field survey and desktop survey used as primary data collection. Field survey at Bada was conducted in 2012 and followed by desktop survey. Result of the study shows that traditional houses built from organic materials like wood, thatch, bamboo, rattan, palm fiber, and leaves, considered as non-permanent house. Thus, the category is a legitimation for people to shift from traditional houses to modern houses (permanent house), following social and economics factor that triggered the phenomena. In Bada it happened in rapid movement and endangered the existence of traditional houses.Keywords: traditional house, policy, government, BadaAbstrak. Perumahan rakyat telah menjadi pusat perhatian Pemerintah Indonesia sejak tahun 1970-an. Sebagai salah satu indikator kesejahteraan, tiga tipe rumah berdasarkan materialnya ada di dalam kebijakan pemerintah terkait perumahan rakyat. Tujuan utama dari artikel ini adalah untuk mendiskusikan dampak penerapan kebijakan perumahan rakyat tersebut terhadap rumah-rumah tradisional di Indonesia. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kualitatif terdiri dari survei lapangan dan survei data sekunder. Survei lapangan di Bada dilakukan pada tahun 2012 dan dilanjutkan dengan survei data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tradisional yang dibangun dengan bahan-bahan organik seperti kayu, bambu, ijuk, rotan, serat palem, dan dedaunan, termasuk dalam kategori rumah tidak permanen. Pengkategorian tersebut adalah legitimasi masyarakat untuk beralih dari rumah tradisional ke rumah modern (rumah permanen), mengikuti faktor perubahan sosial dan ekonomi yang menjadi pemicu fenomena tersebut. Di Bada hal tersebut terjadi cukup cepat dan mengancam keberadaan rumah-rumah tradisional.   Kata kunci: rumah tradisional, kebijakan pemerintah, Bada