Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Sampai saat ini kedelai masih menjadi salah satu komoditas pangan yang sangat penting di Indonesia. Pertumbuhan tanaman kedelai tidak luput dari persaingan unsur hara dengan tanaman yang tidak diinginkan seperti gulma. Keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan waktu penyiangan gulma terhadap pertumbuhan gulma dan hasil produksi pada tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada Febuari - mei 2017 di desa Wringinsongo, kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, jawa timur. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 kali ulangan. Petak utama ialah olah tanah terdiri dari 3 taraf yaitu T0 = Tanpa Olah Tanah, T1 = Olah tanah minimum, T2 = Olah Tanah kovensional dan anak petak waktu penyiangan terdiri dari 4 taraf yaitu P0 = tanpa penyiangan, P1 = penyiangan 1 kali (15 hst), penyiangan 2 kali (15 dan 30 hst) dan penyiangan 3 kali (15, 30 dan 45 hst). Perlakuan olah tanah konvensional dengan penyiangan 3 kali mampu menekan pertumbuhan gulma serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Copyrights © 2018