Penelitian ini dilatarbelakangi pada kenyataan semakin kompleksnya masalah kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Prosespemberdayaan pertanian menentukan pada kemandirian masyarakat sebagai hasil dan menunjukkan pada kemampuan orangdalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data dilakukandengan cara wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian terdiri dari 1 Kepala BAREHSOS, 1 Pekerja Sosial, dan 5Tunawisma. Teknik Penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3)Penyajian data, 4) Penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini: (1) Pemberdayaan dilaksanakan denganbimbingan dari tutor-tutor atau pendamping yang sesuai dengan bidangnya. Selain itu juga adanya kerjasama dengan instansi lainseperti BPP (Balai Penyuluh Pertanian) dan PPL (Petugas Pertanian Lapangan) yang mendukung berjalannya proses pemberdayaanpertanian dengan memberikan penyuluhan setiap seminggu sekali secara rutin. (2) Strategi pemberdayaan pertanian di BalaiRehabilitasi Sosial “Samekto Karti” Pemalang I antara lain: (a) pada aras mikro yaitu dengan cara melakukan kerja sama denganinstansi-instansi, seperti BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Ampelgading (b) pada aras mezzo dengan cara pendidikan pemberdayaan,dinamika kelompok, dan memecahkan masalah pemberdayaan, (c) pada aras makro dengan cara perencanaan pemberdayaan,merumuskan pemberdayaan, dan pengorganisasian. (3) Kendala dalam pemberdayaan pertanian di Balai Rehabilitasi Sosial“Samekto Karti” Pemalang I diantaranya adalah fasilitas atau sarana dan prasarana yang masih sangat sederhana dan masih kuranglengkap. Kendala yang lain adalah mental dari penerima manfaat yang masih kurang baik. Saran yang disampaikan yaitu: 1)Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pemberdayaan pertanian. 2) Proses pemberdayaan yangdilaksanakan benar-benar mampu mengantarkan para penerima manfaat untuk kembali ke masyarakat dengan hidup secaramandiri. 3) Pengoptimalan setelah selesainya pemberdayaan yaitu adanya pemantauan terhadap para penerima manfaat agar tidakkembali ke jalan dan kembali menjadi tuawisma. 4) Adanya jaminan kepada para penerima manfaat setelah selesainya prosespemberdayaan yaitu berupa pekerjaan ataupun disalurkan sebagai tenaga kerja sesuai dengan kemampuan masing-masing penerimamanfaat.
Copyrights © 2013