Pendahuluan: Benang gigi dari bahan sutera dipilih karena bersifat ramah lingkungan dan biodegradable namun pemanfaatanya mendapat pertentangan dari para ahli perlindugan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan benang gigi dari bahan serat pisang kepok (Musa paradisiaca) yang diketahui bersifat biodegradable, memiliki kekuatan tarik yang cukup tinggi dan jumlahnya yang banyak di Indonesia. Metode: Jenis peneltiian berupa eksperimental laboratoris. Prosedur peneltiian dimulai dengan ekstraksi pelepah pisang dengan metode manual kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan hasil serat berdasarkan jumlah helai serat. Satu kelompok benang gigi sutera (RadiusĀ® Organic Silk Floss) dan hasil serat pisang yang telah di kelompokkan sebanyak tiga kelompok (10,15 dan 20 helai) secara berurutan disebut kelompok 1 (kontrol), 2, 3 dan 4. Semua kelompok dilakukan uji kekuatan tarik menggunakan Materials Testing Machine dan data hasil di analisis menggunakan uji statistik One-way Anova Hasil: Hasil kekuatan tarik menunjukkan kelompok 1, 2, 3 dan 4 menghasilkan nilai uji kekuatan tarik secara berurutan sebagai berikut 130.73 MPa, 141.56 MPa, 391.37 MPa dan 307.06 MPa. Hasil statistik memperlihatkan terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok 1 dengan kelompok 3 dan 4, kelompok 2 dengan kelompok 3 dan 4 serta antara kelompok 3 dan 4. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan 2 (p > 0,05). Simpulan: Hasil kekuatan tarik menunjukkan kelompok 3 memiliki nilai kekuatan tarik tertinggi diantara semua kelompok. Nilai kekuatan tarik serat pisang kelompok 2, 3 dan 4 lebih tinggi dari kontrol sehingga memperlihatkan serat pisang berpotensi sebagai alternatif benang gigi biodegradable.Kata kunci: Benang gigi, biodegradable, kekuatan tarik
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017