cover
Contact Name
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
Contact Email
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
ISSN : 26569868     EISSN : 2656985X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah open access journal berbahasa Indonesia, yang menerbitkan artikel penelitian dari para peneliti pemula dan mahasiswa di semua bidang ilmu dan pengembangan dasar kesehatan gigi dan mulut melalui pendekatan interdisipliner dan multidisiplin. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dua kali setahun, setiap bulan Februari dan Oktober. Bidang cakupan Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah semua bidang ilmu kedokteran gigi, yaitu biologi oral; ilmu dan teknologi material gigi; bedah mulut dan maksilofasial; ilmu kedokteran gigi anak; ilmu kesehatan gigi masyarakat, epidemiologi, dan ilmu kedokteran gigi pencegahan; konservasi gigi, endodontik, dan kedokteran gigi operatif; periodonsia; prostodonsia; ortodonsia; ilmu penyakit mulut; radiologi kedokteran gigi dan maksilofasial; serta perkembangan dan ilmu kedokteran gigi dari pendekatan ilmu lainnya. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students mengakomodasi seluruh karya peneliti pemula dan mahasiswa kedokteran gigi untuk menjadi acuan pembelajaran penulisan ilmiah akademisi kedokteran gigi.
Arjuna Subject : -
Articles 265 Documents
Efek perilaku mengunyah terhadap Indeks Massa Tubuh Rio Guntur Maharsi; Kartika Indah Sari; Rosiliwati Wihardja; Indrati Soedjarwo; Nanan Nur'aeny
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.21434

Abstract

Pendahuluan: Perilaku mengunyah setiap orang memerlukan waktu mengunyah yang berbeda. Waktu mengunyah tersebut menggambarkan seberapa cepat seseorang untuk mengunyah. Semakin cepat mengunyah maka orang tersebut memiliki kecenderungan untuk mengalami kelebihan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku mengunyah (kecepatan mengunyah) terhadap berat badan. Metode: Empat puluh delapan orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran terpilih untuk mengikuti penelitian ini. Setiap subjek mengikuti pengukuran tinggi badan dan berat badan. Subjek penelitian diminta melakukan puasa 8 jam sebelumnya, tes makan dilakukan pada pagi hari pukul dengan porsi makanan seberat 430 gram. Pengukuran waktu makan dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman. Hasil: terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05; p=0,031) dengan koefisien korelasi positif (0,311) antara kecepatan pengunyahan dengan indeks massa tubuh. Simpulan: Korelasi kecepatan pengunyahan berbanding lurus dengan Indeks Massa Tubuh. Semakin tinggi kecepatan mengunyah maka semakin tinggi kecenderungan seseorang memiliki IMT di atas rata-rata.Kata kunci: Kecepatan pengunyahan, Indeks Massa Tubuh, obesitas
Hubungan kebiasaan buruk postur tubuh dengan bunyi kliking sendi temporomandibula Kamila Washfanabila; Rasmi Rikmasari; Aprilia Adenan
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i1.21439

Abstract

Pendahuluan: Kebiasaan buruk postur tubuh merupakan suatu kebiasaan posisi tubuh yang menyimpang dari posisi normal. Kebiasaan buruk postur tubuh ini mengakibatkan perubahan pada komponen sistem muskuloskeletal dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada sistem tersebut. Sendi temporomandibula memiliki hubungan dengan regio servikal membentuk suatu sistem “kranio-serviko-mandibula”. Gangguan pada kranioservikomandibula yang berdampak pada postur tubuh biasanya adalah gangguan pada sendi temporomandibula. Salah satu gejala dari gangguan sendi temporomandibula adalah adanya bunyi kliking. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kebiasaan buruk postur tubuh dengan bunyi kliking sendi temporomandibula. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pengamatan yang dilakukan secara cross-sectional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran angkatan 2014. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling.Penelitian dilakukan pada 71 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dengan memberikan kuesioner mengenai kebiasaan buruk postur tubuh dan pemeriksaan bunyi kliking pada sendi temporomandibula. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan buruk postur tubuh dengan bunyi kliking pada sendi temporomandibula dengan keterkaitan sebesar 8,45%. Kebiasaan buruk postur tubuh yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran adalah menunduk saat menggunakan ponsel dengan persentasi sebanyak 63 orang. Simpulan: Pasien dengan kebiasaan buruk postur tubuh dapat mengalami gangguan pada sendi temporomandibula dengan gejala berupa bunyi kliking.Kata kunci: Kebiasaan buruk, postur tubuh, bunyi kliking sendi temporomandibula
Uji nilai kekuatan tarik serat pelepah pisang (Musa paradisiaca) sebagai bahan alternatif benang gigi biodegradable Alex Kesuma; Nina Djustiana; Yanwar Faza; Renny Febrida; Elin Karlina
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 1, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v1i1.22126

Abstract

Pendahuluan: Benang gigi dari bahan sutera dipilih karena bersifat ramah lingkungan dan biodegradable namun pemanfaatanya mendapat pertentangan dari para ahli perlindugan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan benang gigi dari bahan serat pisang kepok (Musa paradisiaca) yang diketahui bersifat biodegradable, memiliki kekuatan tarik yang cukup tinggi dan jumlahnya yang banyak di Indonesia. Metode: Jenis peneltiian berupa eksperimental laboratoris. Prosedur peneltiian dimulai dengan ekstraksi pelepah pisang dengan metode manual kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan hasil serat berdasarkan jumlah helai serat. Satu kelompok benang gigi sutera (Radius® Organic Silk Floss) dan hasil serat pisang yang telah di kelompokkan sebanyak tiga kelompok (10,15 dan 20 helai) secara berurutan disebut kelompok 1 (kontrol), 2, 3 dan 4. Semua kelompok dilakukan uji kekuatan tarik menggunakan Materials Testing Machine dan data hasil di analisis menggunakan uji statistik One-way Anova Hasil: Hasil kekuatan tarik menunjukkan kelompok 1, 2, 3 dan 4 menghasilkan nilai uji kekuatan tarik secara berurutan sebagai berikut 130.73 MPa, 141.56 MPa, 391.37 MPa dan 307.06 MPa. Hasil statistik memperlihatkan terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok 1 dengan kelompok 3 dan 4, kelompok 2 dengan kelompok 3 dan 4 serta antara kelompok 3 dan 4. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan 2 (p > 0,05). Simpulan: Hasil kekuatan tarik menunjukkan kelompok 3 memiliki nilai kekuatan tarik tertinggi diantara semua kelompok. Nilai kekuatan tarik serat pisang kelompok 2, 3 dan 4 lebih tinggi dari kontrol sehingga memperlihatkan serat pisang berpotensi sebagai alternatif benang gigi biodegradable.Kata kunci: Benang gigi, biodegradable, kekuatan tarik
Frekuensi kelainan dento skeletal dengan penanganan bedah ortognatik dan osteodistraksi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2012-2017 Arina Sani Nafisa; Abel Tasman Yuza; Seto Adiantoro Sadputranto
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.21446

Abstract

Pendahuluan: Kelainan dento skeletal adalah kelainan pada gigi geligi yang berdampak pada gangguan fungsi rahang, hubungan gigi dan penampilan wajah. Pada kelainan dento skeletal penggunaan alat ortodontik memiliki keterbatasan dalam mengoreksinya sehingga dibutuhkan perawatan bedah. Bedah ortognatik dan osteodistraksi merupakan pilihan perawatan yang dapat dijalani.. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran serta jumlah kelainan dento skeletal dengan penanganan bedah ortognatik dan osteodistraksi di SMF Bedah Mulut dan Maksilofasial pada periode 2012 – 2017. Metode: Jenis penelitian adalah dekriptif retrospektif. Sampel penelitian adalah rekam medis pasien kasus kelainan dento skeletal dengan penanganan bedah ortognatik dan osteodistraksi di  SMF Bedah Mulut dan Maksilofasial RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode tahun 2012 – 2017 yang dipilih dengan pendekatan purposive sampling. Hasil: Kelainan dento skeletal dengan jumlah kasus penanganan bedah ortognatik paling banyak terjadi pada tahun 2017, berjumlah 19 kasus. Jumlah kasus penanganan osteodistraksi paling banyak terjadi pada tahun 2017, sebanyak 2 kasus. Teknik pembedahan ortognatik yang paling sering digunakan adalah kombinasi Le Fort 1 dan BSSO yaitu sebanyak 64,11% sedangkan untuk teknik pembedahan osteodistraksi yang paling sering digunakan adalah teknik distraksi maksila sebanyak 50%. Simpulan: Pasien kelainan dento skeletal pada RSUP Hasan Sadikin periode 2012 -2017 yang ditangani dengan bedah ortognati sebanyak 39 orang (24%) dan sebanyak 4 orang (2,5%) ditangani dengan osteodistraksi.Kata kunci: Kelainan dento skeletal, bedah ortognatik, bedah osteodistraksi.
Perbedaan risiko karies pada anak usia 11– 2 tahun antara dua Sekolah Dasar di Jatinangor Putri Sundari; Anne Agustina Suwargiani; Riana Wardani
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.21432

Abstract

Pendahuluan: Risiko karies adalah kemungkinan berkembangnya karies pada individu atau terjadinya perubahan status kesehatan yang mendukung terjadinya karies pada suatu periode tertentu. Risiko karies bervariasi pada setiap individu tergantung pada keseimbangan faktor pencetus dan penghambat terjadinya karies. Tujuan penelitian adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan risiko karies pada anak usia 11 – 12 tahun di SDN Sirnagalih dan SDN Cibeusi. Metode: Jenis penelitian ini merupakan analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling, dan risiko karies diukur dengan caries risk assessment tool (CAT) dari American Academy of Pediatric Dentistry. Hasil: Sampel penelitian berjumlah 168 anak berusia 11 – 12 tahun yang bersekolah di SD Negeri Sirnagalih, dan SD Negeri Cibeusi, jatinangor. Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki risiko karies yang sedang. Perhitungan secara statistik menggunakan uji Man-Whitney Test didapatkan nilai Zhitung= -3,21 dan p-value sebesar 0,0013. Simpulan: Terdapat perbedaan risiko karies pada anak usia 11 – 12 tahun di SDN Sirnagalih dan SDN Cibeusi, jatinangor.Kata kunci: Risiko karies, penilaian risiko karies, caries risk assessment tool (CAT), American Academy of Pediatric Dentistry, anak
Profil lesi stomatitis aftosa rekuren pada pasien di instalasi Ilmu Penyakit Mulut RSGM Unpad periode 2014-2015 Nurul Mukhliza Safely; Nanan Nur&#039;aeny; Wahyu Hidayat
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 1, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i1.22112

Abstract

Pendahuluan: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan penyakit mulut yang sangat sering terjadi pada masyarakat. SAR memiliki gambaran klinis berupa lesi ulserasi kecil berbentuk bulat atau oval dengan tepi kemerahan dan batas yang jelas serta dasar ulser berwarna putih atau kekuningan. Prevalensi SAR pada populasi dunia bervariasi antara 5% sampai 66% dengan rata-rata 20%. SAR diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu lesi minor, mayor, dan herpetiform; lesi sering ditemukan di mukosa labial, biasa diberikan terapi farmakologi berupa anti inflamasi topikal, serta membutuhkan masa penyembuhan 7-10 hari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil lesi SAR pada pasien di Instalasi Ilmu Penyakit Mulut Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran (RSGM Unpad) periode tahun 2014-2015. Metode: Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dari penelusuran data sekunder. Sampel penelitian yaitu rekam medis pasien dengan diagnosa SAR di RSGM Unpad periode 2014-2015. Hasil: Kasus SAR ditemukan sejumlah 47 kasus dari sejumlah 132 keseluruhan kasus penyakit mulut di instalasi penyakit mulut RSGM Unpad periode 2014-2015. SAR sebagian besar terjadi pada pasien dengan jenis kelamin perempuan daripada laki-laki, serta paling banyak ditemukan pada usia 20-29 tahun. Simpulan: Profil lesi SAR lebih banyak ditemukan tipe SAR minor, berlokasi di mukosa labial, dengan lama penyembuhan 7-14 hari dan penatalaksanaan farmakologi yang paling sering diberikan adalah topikal anti inflamasi kortikosteroid.Kata Kunci : Profil lesi oral, stomatitis aftosa rekuren, ilmu penyakit mulut
Relasi gigi subjek maloklusi kelas I Angle dengan variasi tooth size discrepancy pasca perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat Pratama Rizkiriandri Hanivo; Avi Laviana; Iwa Rahmat Sunaryo
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i1.21442

Abstract

Pendahuluan: Ukuran gigi merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan akhir perawatan ortodonti yaitu mencapai estetik dan keseimbangan fungsional yang baik. Tooth size discrepancy dapat menjadi faktor penyebab dari terjadinya maloklusi yang mengakibatkan overbite dan overjet yang tidak ideal. Tujuan penelitian adalah melihat relasi overbite, overjet, dan gigi molar I sebelum dan sesudah perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat. Metode:  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling terhadap seluruh pasien dengan hubungan Kelas I Angle di Klinik PPDGS Ortodonti RSGM Universitas Padjadjaran pada periode Januari 2015 – Desember 2017 yang telah selesai dilakukan perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat, penelitian dilakukan pada 40 sampel model studi pasien yang memiliki oklusi kelas I Angle. Terdapat 3 kelompok variasi ukuran gigi yang dilihat dari rasio Bolton totalnya. Hasil: Kelompok variasi ukuran gigi pada pasien maloklusi kelas I Angle dengan rasio Bolton total normal pada akhir perawatan menggambarkan nilai overbite dengan sebagian besar mencapai ideal, rata-rata overjet terkecil dengan sebagian besar mencapai ideal, dan relasi molar hubungan kelas I Angle sangat sedikit deviasi mesiooklusi. Pasien dengan rasio Bolton total dibawah normal menggambarkan nilai rata-rata overbite terkecil, rata-rata overjet terbesar dengan sebagian besar mencapai ideal, dan relasi molar sedikit deviasi ke mesiooklusi. Pasien dengan rasio Bolton total diatas normal menggambarkan rata-rata overbite terbesar dengan sebagian besar mencapai ideal dan relasi molar sedikit deviasi ke distooklusi. Simpulan: Relasi gigi pada akhir perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat dipengaruhi oleh variasi tooth size discrepancy pada pasien dengan maloklusi kelas I Angle.Kata kunci: Diskrepansi ukuran gigi, rasio Bolton total, overbite, overjet, relasi molar
Pengaruh service quality terhadap kepuasan pasien ekspatriat klinik gigi Bali International Dental Center di Denpasar – Bali Grace Ayu Prithari; Ignatius Setiawan; Chandra Kuswoyo
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.274 KB) | DOI: 10.24198/pjdrs.v1i1.22127

Abstract

Pendahuluan : Seiring dengan berkembang pesatnya arus globalisasi dan fenomena Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), jumlah ekspatriat di Pulau Bali meningkat. Para ekspatriat membutuhkan perawatan gigi selama menetap di Pulau Bali. Persaingan ketat di bidang kedokteran gigi menuntut klinik gigi untuk memiliki strategi yang tepat agar dapat bersaing, dan salah satu strategi yang diperlukan adalah menciptakan kepuasan pasien pada klinik gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh service quality terhadap kepuasan pasien ekspatriat Klinik Gigi Bali International Dental Center di Denpasar - Bali. Metode: Jenis penelitian analitik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2017 pada100 pasien ekspatriat di Klinik Gigi Bali International Dental Center. Analisis data menggunakan uji analisis regresi berganda. Pengolahan data menggunakan program SPSS. Hasil : Uji statistik regresi parsial menunjukkan bahwa variabel Tangibles (X1) berpengaruh sebesar 8,0% terhadap kepuasan pasien, Empathy (X2) berpengaruh sebesar 18,8% terhadap kepuasan pasien, variabel Reliability (X3) berpengaruh sebesar 15,9% terhadap kepuasan pasien, variabel Responsiveness (X4) memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien sebesar 28,5% dan variabel Assurance (X5) berpengaruh sebesar 14,6% terhadap kepuasan pasien. Simpulan: Kepuasan pasien merupakan persyaratan fundamental bagi penyedia layanan kesehatan. Service quality berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Variabel tangibles (X1) memiliki pengaruh terkecil terhadap kepuasan pasien, sedangkan variabel responsiveness (X4) memiliki pengaruh terbesar terhadap kepuasan pasien.Kata kunci: Service quality, kepuasan pasien
Uji daya antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Streptococcus sanguinis ATCC 10556 Dwita Kemala; Ina Hendiani; Mieke Hemiawati Satari
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.21447

Abstract

Pendahuluan: Pemeliharaan kesehatan gigi dengan cara menyikat gigi dan penggunaan obat kumur dapat mencegah pembentukan biofilm oral yang dipelopori oleh Streptococcus sanguinis. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah kulit buah yang telah diketahui memiliki aktifitas antibakteri. tujuan penelitian mengetahui daya anti bakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L.) terhadap pertumbuhan Streptococcus sanguinis ATCC 10556. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif, untuk mengetahui uji daya antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada Streptococcus sanguinis ATCC 10556. Populasi bahan uji penelitian ini adalah kulit buah  manggis (Garcinia mangostana L.) yang ada di Kota Bogor. Sampel yang digunakan adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang didapat dari kebun budidaya IPB Bogor. Metode uji hambat yang dinilai dengan menggunakan metode disk diffusion. Hasil: Diameter zona hambat paling besar terdapat pada konsentrasi 200.000 ppm dengan diameter rata-rata 12,55 mm, di ikuti dengan konsentrasi 100.000 ppm dengan diameter rata-rata 11,2 mm, kemudian konsentrasi 50.000 ppm dengan diameter rata-rata 10,3 mm, selanjutnya konsentrasi 20.000 ppm dengan konsentrasi rata-rata 10,05 mm, kosentrasi 10.000 ppm dengan diameter rata-rata 8,2 mm, konsentrasi 2.000 ppm dengan diameter rata-rata 7,1 mm dan diameter zona hambat paling kecil terdapat pada konsentrasi 1.000 ppm dengan diameter 6,9 mm. Simpulan: Ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki daya antibakteri terhadap Streptococcus sanguinis ATCC 10556.Kata kunci: Daya antibakteri, ekstrak etanol kulit buah manggis, Garcinia mangostana L., Streptococcus sanguinis
Perbedaan nilai kekasaran permukaan hasil finishing dengan menggunakan batu Arkansas dan fine diamond bur pada komposit Nanofiller Sheilla Fauzia Maretta; Diani Prisinda; Anna Muryani
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.21435

Abstract

Pendahuluan: Tahap akhir prosedur restorasi yaitu finishing dan polishing. Prosedur finishing perlu dilakukan dengan baik untuk menghasilkan kontur dan hasil restorasi yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai kekasaran permukaan dari restorasi resin komposit nanofiller yang dilakukan finishing dengan batu Arkansas dan fine diamond bur. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu. Sampel penelitian yaitu komposit nanofiller berbentuk silinder dengan ukuran diameter 6 mm dan tinggi 3 mm.  Jumlah sampel adalah 32 buah yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 16 sampel yang dilakukan finishing dengan batu Arkansas dan kelompok kedua dengan fine diamond bur. Kekasaran permukaan sampel diukur dengan alat uji Surface Roughness Tester. Analisis data menggunakan uji statistik T-Test Independent. Hasil: Rata-rata nilai kekasaran permukaan finishing batu Arkansas 0.59 μm dan fine diamond bur 0.77 μm. Kelompok resin komposit nanofiller yang dilakukan finishing dengan fine diamond bur lebih kasar dibandingkan dengan batu Arkansas. Simpulan: terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai kekasaran permukaan komposit nanofiller hasil finishing antara batu Arkansas dengan fine diamond bur. Kata kunci: Kekasaran permukaan, finishing, batu Arkansas, fine diamond bur, nanofiller

Page 1 of 27 | Total Record : 265