Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari(24 jam). Biasanya merupakan gejala infeksi gastrointestinal, yang dapat disebabkan oleh berbagai organismebakteri, virus dan parasit. Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakanpenyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah KerjaPuskesmas Andoolo Utama Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalahobservasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 425 balitadengan besar sampel sebanyak 206 balita. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariatdengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengelolaan air minumdengan kejadian diare pada balita (p-value= 0,799> 0,05), ada hubungan antara ketersediaan jamban keluargadengan kejadian diare pada balita (p-value= 0,001< 0,05), tidak ada hubungan antara pengelolaan air limbahdengan kejadian diare pada balita (p-value= 0,531> 0,05) dan untuk pengelolaan sampah hasil analisis tidakdapat di uji statistik (p-value = -). Kesimpulan yang didapatkan yaitu terdapat hubungan antara kepemilikanjamban keluarga dengan kejadian diare pada balita yang dipengaruhi oleh masih banyaknya jamban yangbelum memenuhi syarat kesehatan. Pada masyarakat sebaiknya bisa menjaga kebersihan jamban mereka. Halini dikarenakan sangat banyak banyak bakteri berbahaya yang timbul di WC sehingga kebersihannya harusselalu diperhatikan. Jamban yang tidak bersih dapat menjadi sumber persebaran bakteri penyebab penyakit dilingkungan rumah. Kata Kunci : Diare, Balita Air Minum, Kepemilikan Jamban  Â
Copyrights © 2019