Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Masalah utama dalam penanggulangan programtuberkulosis adalah pengelolaan kualitas laboratorium yang belum optimal, sehingga dapat mempengaruhi hasildari pemeriksaan sputum. Pemantapan Mutu Internal (PMI) merupakan salah satu alat penting untuk menjaminkualitas hasil pemeriksaan mikroskopik. Tingkat kesalahan petugas dalam pembuatan slide BTA di PuskesmasKota Samarinda tahun 2015 adalah > 5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristikdengan penerapan PMI di Puskesmas kota Samarinda pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitiananalitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas laboratoriumPuskesmas di Samarinda sebanyak 32 orang. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan dianalisisdengan chi quadrat (X2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas laboratorium di puskesmas 93,6%berpendidikan D3 Analis kesehatan, yang pernah mengikuti pelatihan mikroskopis TB (53,1%) dan 81,3%petugas laboratorium bekerja kurang dari 10 tahun. Tidak ada hubungan lama kerja (p=1,00), pendidikan(p=0,254) dan pelatihan (p=0,503) dengan penerapan pemantapan mutu internal di Puskesmas. Prosespembuatan sediaan sputum TB di laboratorium puskesmas belum mengikuti prosedur sesuai dengan mutuinternal. Disarankan agar penerapan mutu internal laboratorium di Puskesmas dilaksanakan dan dievaluasisecara terus menerus.
Copyrights © 2017