Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum kedatangan colonial Belanda di Pitu Ulunna Salu, masyarakat Tabulahan dan Bambang hidup dalam tatanan Ada’ Pemali Appa’ Randanna. Pada masa colonial Belanda, kedua daerah ini melakukan perlawanan dengan alas an kedatangan Belanda akan menggangu tatanan kepemimpinan local serta tatanan kehidupan dalam Ada’ Pemali Appa Randanna. Para pejuang dari kedua daerah ini melakukan penyerangan terhadap patrol Belanda diwilayah Pote’Leha. Namun karena kalah dalam siasat dan persenjataan, maka daerah ini dapat dikuasai. Sepanjang perlawanan ini berlangsung, banyak yang menjadi korban baik dipihak Tabulahan dan Bambang maupun dipihak Belanda. Tabulahan dan Bambang dimasukkan dalam pemerintahan Afdeling Mamuju tahun 1908 dan dijadikan daerah pekabaran Injil sejak tahun 1920. Akan tetapi, karena bukan merupakan pusat pemerintahan maka tidak banyak perubahan yang didapatkan; justru Tabulahan dan Bambang menjadi terasing dalam sejarah local Pitu Ulunna Salu.Masyarakat Tabulahan dan Bambang telah berjuang keras untuk menolak kehadiran Belanda namun, nampaknya persenjataan yang maju menjadi kunci sebuah kemenangan. Setelah daerah tersebut dikuasai Belanda Masyarakat tidak lagi sepenuhnya hidup dalam tatanan Pemali Appa’ Randanna melainkan tatanan politik kolonial. Kata Kunci: Perlawanan Rakyat Tabulahan dan Bambang Menentang Belanda di Pitu Ulunna Salu
Copyrights © 2015