ABSTRAKDari hasil yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan bahwa perjuangan orang-orang Limbung dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945-1949, dipelopori oleh beberapa tokoh masyarakat di Limbung seperti Pattola Bali, Sultan Daeng Mile, dan Baharuddin Sarro, dalam kelaskaran BUKA Limbung. Pattola Bali memiliki peran sebagai pimpinan ketua kelaskaran dengan tugas memimpin setiap penyerangan, mengatur strategi, memberikan instruksi, mengarahkan, mengkoordinasi setiap tindakan yang akan diambil dalam melakukan penyerangan terhadap pihak Belanda, KNIL. Sultan Mile berperan sebagai sekretaris, yang bertugas untuk mengurusi hal persuratan ketika akan melakukan hubungan atau memberi kabar/pesan kepada pejuang lainnya, selain itu Sultan Mile hanya mengikuti setiap perintah yang diamanahkan kepadanya. Sedangkan Baharuddin Sarro yang memiliki peran sebagai komandan pasukan yang bertugas menjalankan setiap instruksi atau perintah dari ketua kelaskaran, mengatur dan mempersiapkan pasukan yang akan digunakan dalam melakukan penyerangan. Limbung menjadi salah satu daerah pusat basis perjuangan rakyat dalam menggempur setiap serangan yang dilancarkan Belanda untuk melemahkan perjuangan masyarakat setempat. Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia telah memberikan dampak tersendiri bagi para pejuang kemerdekaan hingga pada dampak yang diterima bagi pihak kolonial Belanda dalam mencoba ingin kembali berkuasa di Indonesia.
Copyrights © 2016