Penelitian ini di desain untuk mencari pengaruh dari desentalisasi fiskal terhadap inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat dari tahun 2010 -2014 dengan melihat data dari sepuluh kabupaten kota di NTB dalam bentuk data panel. Desentralisasi fiskal di proksi dari rasio DAK terhadap APBD, rasio DAU terhadap APBD, rasio DBH terhadap APBD, dan retri busi. Sedangkan inflasi diproksi dari PDRB Provinsi NTB. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi linear berganda dengan menggunakan metode Fixed Effect Model (FEM). Dari hasil penelitian dengan signifikansi 95 persen didapat bahwa Rasio DAK terhadap APBD berpengaruh negatif terhadap inflasi di NTB yaitu ketika DAK naik satu satuan maka inflasi di NTB akan berkurang sebesar 0,1290144 satuan . Rasio DAU Terhadap APBD berpengaruh positif terhdap inflas di NTB dengan koefisien sebesar 0.5825204, rasio DBH terhadap APBD berpengaruh positif terhadap inflsi sebesar 0,4592334 dan retribusi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi di NTB dengan koefisien 0,0003764.
Copyrights © 2017