Provinsi Lampung memiliki angka kesakitan (Insidens Rate) diare cenderung meningkat untuk semua kelompok umur dari tahun 2005–2014, yaitu dari 9,8 per 1.000 penduduk menjadi 21,4 per 1.000 penduduk tahun 2014. Penyebab diare pada balita salah satunya adalah infeksi bakteri Shigella. Selama beberapa dekade bakteri Shigella dysentriae menunjukkan resistensi terhadap antibiotik seperti Ampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol, siprofloksasin, fluorokuinolon dan tetrasiklin. Tujuan penelitian untuk mengetahui sensitivitas bakteri Shigella sp. terhadap antibiotik golongan Sulfonamida, Beta-Laktam, dan Makrolida. Jenis penelitian ini merupakan observasional laboratory. Objek penelitian adalah isolat Shigella sp. yang dilakukan uji resistensi terhadap antibiotik Trimethoprim-sulfametoxazole, Ampicilin, Cefixime, Azithromycin dengan berbagai konsentrasi dan menggunakan metode Kirby Bauer. Analisis data dilakukan dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan uji resistensi terhadap Trimethoprim-sulfametoxazole didapatkan sensitif pada berbagai konsentrasi (10µg, 20µg, 50µg, dan 100µg), terhadap Ampicilin didapatkan resisten pada konsentrasi 10µg dan sensitif pada konsentrasi 20µg, 50µg, dan 100µg,terhadap Cefixime didapatkan resisten pada konsentrasi 10µg, 20µg, intermediet pada konsentrasi 50µg dan sensitif pada konsentrasi 100µg,dan terhadap Azithromycin didapatkan sensitif pada konsentrasi 10µg, 20µg, 50µg, dan 100µg. Disimpulkan bahwa Shigella sp. didapatkan masih sensitif terhadap antibiotik Trimethoprim-Sulfamethoxazole dan antibiotik Azithromycin.
Copyrights © 2019