Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

UJI SENSITIVITAS BAKTERI Shigella sp. TERHADAP ANTIBIOTIK GOLONGAN SULFONAMIDA, BETA-LAKTAM, DAN MAKROLIDA TAHUN 2017 Tessa Sjahriani; Pattiyah Pattiyah
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.982 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i1.1539

Abstract

Provinsi Lampung memiliki angka kesakitan (Insidens Rate) diare cenderung meningkat untuk semua kelompok umur dari tahun 2005–2014, yaitu dari 9,8 per 1.000 penduduk menjadi 21,4 per 1.000 penduduk tahun 2014. Penyebab diare pada balita salah satunya adalah infeksi bakteri Shigella. Selama beberapa dekade bakteri Shigella dysentriae menunjukkan resistensi terhadap antibiotik seperti Ampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol, siprofloksasin, fluorokuinolon dan tetrasiklin. Tujuan penelitian untuk mengetahui sensitivitas bakteri Shigella sp. terhadap antibiotik golongan Sulfonamida, Beta-Laktam, dan Makrolida. Jenis penelitian ini merupakan observasional laboratory. Objek penelitian adalah isolat Shigella sp. yang dilakukan uji resistensi terhadap antibiotik Trimethoprim-sulfametoxazole, Ampicilin, Cefixime, Azithromycin dengan berbagai konsentrasi dan menggunakan metode Kirby Bauer. Analisis data dilakukan dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan uji resistensi terhadap Trimethoprim-sulfametoxazole didapatkan sensitif pada berbagai konsentrasi (10µg, 20µg, 50µg, dan 100µg), terhadap Ampicilin didapatkan resisten pada konsentrasi 10µg dan sensitif pada konsentrasi 20µg, 50µg, dan 100µg,terhadap Cefixime didapatkan resisten pada konsentrasi 10µg, 20µg, intermediet pada konsentrasi 50µg dan sensitif pada konsentrasi 100µg,dan terhadap Azithromycin didapatkan sensitif pada konsentrasi 10µg, 20µg, 50µg, dan 100µg. Disimpulkan bahwa Shigella sp. didapatkan masih sensitif terhadap antibiotik Trimethoprim-Sulfamethoxazole dan antibiotik Azithromycin.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR JAYA LAHAT KABUPATEN LAHAT TAHUN 2016 Tessa Sjahriani; Vera Faridah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 5, No 2 (2019): Volume 5 Nomor 2 April 2019
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v5i2.1253

Abstract

 AbstrakLatar belakang :Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan lebih besar yaitu 50%. Di wilayah Indonesia bagian barat tergolong tinggi, Aceh 56,6%, Sumatera utara 77,9%, Sumatera Barat 8,9%, Riau 65,6%, Jambi 74,2%, Sumatera Selatan 58,3%, Lampung 60,7%.Tujuan penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahat tahun 2016.Metode :       Penelitian ini menggunakan desain analitik, rancangan cross sectional dengan purposive sampling, dalam bentuk univariat dan bivariat (uji chi square). Sampel berjumlah 49responden. Dengan variabel independen adalah usia ibu hamil, paritas, jarak kelahiran, usia kehamilan, dan pengetahuan. Dan variabel dependen adalah kejadian anemia pada ibu hamil.Hasil penelitian: Ada hubungan antara usia ibu hamil (p = 0,000), jarak kelahiran (p = 0,000), usia kehamilan (p = 0,000), dan pengetahuan (p = 0,000), dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Dan tidak ada hubungan paritas (p = 0,472) dengan anemia pada ibu hamil.Simpulan : Ada hubungan antara usia ibu hamil (p = 0,000), jarak kelahiran (p = 0,000), usia kehamilan (p = 0,000), dan pengetahuan (p = 0,000), dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Dan tidak ada hubungan paritas (p = 0,472) dengan anemia pada ibu hamil.Kata kunci : paritas, jarak kelahiran, usia kehamilan, anemia ibu hamil
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN VAKSINASI BCG DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK Tessa Sjahriani; Neneng Sari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v7i4.1087

Abstract

ABSTRAKTuberkulosis atau TB adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kasus Tuberkulosis pada anak berkisar 15% dari seluruh kasus Tuberkulosis di dunia. Angka kematian Tuberkulosis pada anak mencapai 7%. Penyakit Tuberkulosis pada anak-anak sering tidak terdiagnosis atau terlewatkan dianosisnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pemberian vaksinasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis pada anak di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016. Jenis penelitian ini merupakan survei analitik dengan menggunakan pendekatan studi “Cross Sectional”. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2018. Subyek pada penelitian adalah seluruh rekam medis TB usia 0-17 tahun di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2016 sejumlah 143 (total populasi). Hasil penelitian diolah dengan tahapan editing, scoring, coding, processing, dan cleaning, menggunakan kuesioner dan analisis data Chi Square (derajat kemaknaan 95%). Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi yang tidak diimunisasi berjumlah 55 responden (38,5%), yang menderita Tuberkulosis pulmonal berjumlah 73 responden (51%). Ada hubungan antara pemberian vaksinasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis pada anak di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016 (p 0,011). Disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian vaksinasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis pada anak di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTABUMI DESA KUTABUMI KECAMATAN PASAR KEMIS KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 Tessa Sjahriani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 3 (2017): Volume 4 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.745 KB) | DOI: 10.33024/.v4i3.1310

Abstract

Latar belakang : Presentase jumlah ibu hamil KEK di provinsi Banten sebesar 18,4% terjadi peningkatan dari 17,7% dari tahun 2002. Menurut data Puskesmas Kutabumi jumlah ibu hamil yang mengalami KEK dalam setahun mencapai 111 orang yang dapat menyebabkan Angka Kematian Ibu.Tujuan : Untuk mengetahui adanya hubungan antara pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola konsumsi ibu, jarak kehamilan, paritasdengan Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Kutabumi Desa Kutabumi Kabupaten Tangerang.Metode penelitian : penelitian ini menggunakan desain analitik, rancangan cross sectional dalam bentuk univariat dan bivariat (uji chi square). Sampel berjumlah 110 jiwa. Dengan variabel independen adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis yaitu pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola konsumsi ibu, jarak kehamilan, paritas. Dan variabel dependen adalah Kekurangan Energi Kronis (KEK).Hasil penelitian : Ditemukan ada hubungan antara pendapatan keluarga (p = 0,001), pendidikan ibu (p = 0,000), pola konsumsi ibu (p = 0,018), paritas (p = 0,008) dan tidak ada hubungan antara jarak kehamilan (p = 0,156) dengan KEK pada ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Kutabumi Desa Kutabumi Kabupaten Tangerang.Kesimpulan : Ada hubungan antara pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola konsumsi ibu dan paritas dengan Kekurangan Energi Kronis dan tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Kutabumi Desa Kutabumi Kabupaten Tangerang.
ANGKA PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE BAYI PADA BAYI YANG MENDAPAT HBIg DI PUSKESMAS KEDATON, PUSKESMAS WAY HALIM DAN PUSKESMAS LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Tessa Sjahriani; Debby Ayu Agustin
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 4 (2018): Volume 5 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.921 KB) | DOI: 10.33024/.v5i4.972

Abstract

Hepatitis B merupakan penyakit menular yang serius dan umumnya menginfeksi hati disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronis. Transmisi virus hepatitis B (VHB) dari ibu ke anak (vertikal) dapat terjadi pada masa prenatal atau perinatal (pada saat persalinan atau segera sesudah persalinan) dan merupakan penyebab penularan infeksi hepatitis B (VHB). Untuk mengetahui Angka Penularan Hepatitis B Dari Ibu Ke Bayi Pada Bayi Yang Mendapat HBIg Di Puskesmas Kedaton, Puskesmas Way Halim dan Puskesmas Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung  Tahun 2016.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif di seluruh Puskesmas Kota Bandar Bandar Lampung pada tahun 2016. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 bayi. Analisis data menggunakan analisis univariat. Penelitian menggunakan 30 bayi yang diberi HBIg, diketahui distribusi frekuensi angka penularan hepatitis B dari ibu ke bayi pada bayi yang mendapatkan HBIg dari 30 bayi menunjukkan 83.3% HBsAg (-) yang artinya status infeksi HBV pada responden sebagian besar negatif, dengan usia terbanyak usia 18 bulan sebesar 40,0% dan paling sedikit pada usia 11 bulan sebesar 23,3% serta jenis kelamin bayi paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 56,7%. Dimana seluruh bayi memiliki riwayat pemberian HBO. 83,3% Angka penularan hepatitis B dari ibu HBsAg (+) ke bayi pada bayi yang mendapatkan HBIg menunjukkan hasil HBsAg (-).
Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Antibiotic Resistance Pattern Nita Sahara; Hidayat Hidayat; Gusti Mauladi; Tessa Sjahriani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 1 (2023): Volume 9 No.1 Januari 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i1.9015

Abstract

Latar Belakang : Infeksi nosokomial adalah masalah luas yang memperpanjang durasi pemulihan, meningkatkan biaya perawatan, dan meningkatkan angka kematian pasien. Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang menyebabkan kondisi tersebut. Di Indonesia, seperti halnya di negara-negara lain, penggunaan antibiotik sudah meluas dan berlebihan, bahkan banyak yang disalahgunakan. Tujuan : Untuk mengetahui pola resistensi antibiotik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode Januari sampai Maret 2018 dan mengetahui pola resistensi bakteri terhadap antibiotik.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Sampel diambil dari rekam medik pasien yang mendapatkan pengobatan antibiotik yang memiliki hasil uji sensitivitas.Hasil Penelitian : Kloramfenikol, Sulbaktam-ampi, dan Cephalexin memiliki rata-rata resistensi tertinggi (98%), diikuti oleh Cefadroxil (94%), Cefixime (91%), dan Trimethoprim (90%). Bakteri juga ditemukan paling sensitif terhadap Amikacin (> 93%), kecuali Streptococcus sp., yang ditemukan paling sensitif terhadap Amox-Clavulanic Acid (91%) dan Meropenem (82%).Kesimpulan : Sebagian besar bakteri yang diuji paling resisten terhadap Sulbaktam-Ampi (>97%) dan Penisilin (100%). Mayoritas bakteri yang teridentifikasi pada penelitian ini paling sensitif terhadap Amikasin (>92%), dengan rata-rata sensitivitas terhadap Amikasin sebesar 89% (kecuali Streptococcus sp.).Saran : pemangku kepentingan pengguna antibiotik di rumah sakit dapat mematuhi penggunaan antibiotik secara bijaksana dalam rangka mengatasi infeksi nosokomial. .Kata kunci : Antibiotik, pola bakteri, nosokomial, resistensi ABSTRACT Background : Nosocomial infections are a widespread issue that prolong recovery durations, raise maintenance costs, and raise patient mortality rates. antibiotics are used to treat the bacterial infection that caused the condition. In Indonesia, as in other nations, the use of antibiotics has become widespread and excessive, with many of them being misused.Aim : to determine the antibiotic resistant pattern on Dr. H. Abdul Moeloek hospital from January to March 2018 and to determine the bacterial resistance pattern of antibiotic.Method : This study was using a descriptive study. The samples were taken from medical records of patients who received antibiotic treatment which has a sensitivity test results.Result : Chloramfenicol, Sulbactam-ampi, and Cephalexin had the highest average resistance (98%), followed by Cefadroxil (94%), Cefixime (91%), and Trimethoprim (90%). They were also found to be most sensitive to Amikacin (> 93%), with the exception of Streptococcus sp., which was found to be the most sensitive to Amox-Clavulanic Acid (91%) and Meropenem (82%).Conclusion: Most of the bacteria tested were most resistant to Sulbactam-Ampi (> 97%) and Penicillin (100%). The majority of the bacteria identified in this study were most sensitive to Amikacin (> 92%), with an average sensitivity to Amikacin of 89% (with the exception of Streptococcus sp.,).Suggestion : It is hoped that stakeholders who use antibiotics can use antibiotics to increase caution in their use to treat nosocomial infections. Keywords : Antibiotic, bacterial pattern, nosocomial, resistance.