memasuki sekolah setiap hari berjuang melawan masalah-masalah emosional, perilaku, dan keluarga yang dapat mempengaruhi belajar mereka dan juga belajar orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan status kesehatan mental siswa SD GMIH Pitu melalui observasi perilaku (social, akademik dan emosional) yang beresiko dan pengetahuan guru terhadap program promosi kesehatan mental di sekolah. Penelitian ini mengunakan tipe penelitian kuantitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Pengambilan partisipan dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling dengan jumlah 11 guru dan 59 siswa gabungan kelas 4, 5 dan 6. Data observasi perilaku menggunakan kuesioner baku yang berjudul “Social, Academic, and Emotional Behavior Risk Screener (SAEBRS)” yang kemudian diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 25 (42%) siswa terindikasi beresiko mengalami gangguan perilaku sosial, 18 (30%) siswa beresiko mengalami gangguan perilaku akademik dan 49 (83%) siswa beresiko mengalami gangguan emosional dan secara keseluruhan siswa beresiko mengalami gangguan perilaku sebanyak 22 (45%). Untuk data tentang program promosi kesehatan mental diperoleh menggunakan kuesioner “Mental Health Promotion in School: Schoolchildren’s and Families’ Viewpoint”. Hasil yang didapatkan, tidak ditemukannya program promosi kesehatan mental yang diterapkan di sekolah sesuai dengan apa yang menjadi himbauan Menteri kesehatan bersama Menteri Pendidikan RI terkait program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Hal ini dapat disebabkan karena sebanyak 6 (55%) guru termasuk dalam kurang pengetahuan guru mengenai program promosi kesehatan mental anak di sekolah.Dalam konteks pendidikan, orang yang bahagia cenderung mampu mencapai prestasi akademis dan performa yang lebih. Namum demikian, banyak anak-anak  
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2018