Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia
Vol 6, No 3 (2018): Desember 2018

Asupan Vitamin D yang Rendah, Obesitas dan Paparan Asap Rokok merupakan Faktor Risiko Preeklampsia Di Puskesmas Indramayu Tahun 2017

Roifatun Nisa (Universitas Wiralodra Indramayu)
Martha Irene Kartasurya (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro)
Siti Fatimah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro)



Article Info

Publish Date
31 Aug 2018

Abstract

Penyebab  utama  kematian  ibu di  Kabupaten Indramayu  dari tahun 2012 - 2016 adalah preeklampsia yaitu 40 %.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko kejadian preeklampsia di Puskesmas Kabupaten Indramayu.Jenis penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Subyek sejumlah 55 kasus ibu preeklampsia dan 55 kasus ibu tidak preeklampsia dan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, pengukuran antropometri dan metode food recall 2 x 24 jam. Analisis data dilakukan dengan chi-square dan regresi logistik ganda.Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko terjadinya preeklampsia adalah umur kehamilan berisiko (<20 atau >35 tahun) (OR=5,4, p=0,001), riwayat preeklampsia sebelumnya (OR=7,1, p=0,001), riwayat preeklampsia dalam keluarga (OR=7,2, p=0,001), obesitas (OR=6,5, p=0,001), tingkat kecukupan protein kurang (OR=2,7, p=0,020), tingkat kecukupan vitamin D kurang (OR=3,7, p=0,013), stress (OR=2,6, p=0,013) dan paparan asap rokok (OR=2,3, p=0,030), secara multivariat umur kehamilan berisiko (<20 atau >35 tahun) (OR=2,9, p=0,047), riwayat preeklampsia (OR=4,3, p=0,024), riwayat preeklampsia dalam keluarga (OR=9,1, p=0,001), obesitas (OR=7,1, p=0,001) dan tingkat kecukupan protein (OR=4,1, p=0,026) secara bersama-sama merupakan faktor risiko kejadian preeklampsia. Disimpulkan bahwa faktor risiko yang paling kuat adalah riwayat preeklampsia dalam keluarga dan obesitas.  Disarankan agar memasukkan riwayat preeklampsia dalam keluarga pada daftar data perawatan antenatal, mengintensifkan kunjungan nifas dan melakukan pengawasan bagi mereka yang telah terindentifikasi mempunyai risiko terjadinya preeklampsia.

Copyrights © 2018