Gambaran kemampuan petani dalam mengalokasikan sumberdayanya dapat dilihat dari kedudukan ekonomi usahatani tersebut dan besarnya nilai manfaat yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep yang dipilih secara sengaja (purposive), karena merupakan salah satu sentra uasahatani bawang merah dengan jumlah petani terbanyak (75 petani). Sampel pada penelilitian ini diambil secara acak berstrata secara proporsional (proportionate stratified random sampling), dengan pertimbangan, luas areal penanaman bawang merah pada masing-masing responden, yang dibagi ke dalam 3 strata. Dari strata 1 dengan luas tanah garapan sempit (< 0,250 ha) diambil sebanyak 27 responden, strata 2 dengan luas tanah garapan sedang (≥ 0, 250 ha s/d ≤ 0,375 ha) dambil sebanyak 28 responden, dan strata dengan luas tanah garapan luas (> 0,375 ha) diambil sebanyak 10 responden. Untuk melihat kedudukan ekonomi usahatani bawang merah digunakan analisa nisbah antara penerimaan dengan biaya (R/C rasio) dan untuk menilai besarnya manfaat dari penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani menggunakan analisis B/C. Hasil penelitian menunjukkan nilai R/C = 1,5 yang memberikan gambaran usahatani bawang merah memberikan keuntungan, yaitu sebesar Rp. 17,853,644.10 per hektar. Namun demikian, karena analisanya menggunakan biaya riil, sehingga ada biaya usahatani yang tidak diperhitungkan (seperti sewa lahan, tenaga kerja dalam keluarga dan pajak), maka dapat dikatakan keuntungan usaha tersebut masih rendah. Penggunaan paket tekologi yang diterapkan petani tidak mampu memberikan manfaat atau penambahan biaya dari setiap rupiah penerapan paket teknologi petani tidak mampu memberikan tambahan penerimaan sebesar penambahan biaya tersebut, karena nilai B/C < 1, yaitu hanya mencapai 0,49. Kata kunci : keuntungan, efisiensi, nilai manfaat
Copyrights © 2012