Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem kepemimpinan tradisional di Luwu, khususnya Pua sebagai pemimpin masyarakat adat Cerekang yang dianggap sebagai bekas kerajaan tertua di Kabupaten Luwu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa masyarakat Cerekang masih memegang teguh adat istiadat mereka dan menganggap dirinya masih keturunan dari raja pertama di Luwu, yakni Sawerigading. Oleh karena itu, masyarakat Cerekang masih mememiliki pemimpin adat yang dikenal dengan istilah pua, yakni pua laki-laki dan pua perempuan. Pua laki-laki yang menghubungkan antara manusia dengan Tuhannnya dan pua perempuan mengurus masalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bumi. Sampai saat ini, Pua merupakan seorang pemimpin informal yang sangat disegani oleh masyarakat Cerekang, karena dianggap sebagai penerus kepercayaan Sawerigading. Oleh sebab itu, tidak sembarang orang bisa menjadi Pua, karena ditentukan berdasarkan hasil pilihan dari dewata atau sang pencipta, menurut masyarakat Cerekang dan sampai saat ini masyarakat Cerekang sangat menghargai pua dan mengakui keberadaannya sebagai pemimpin spiritual mereka.
Copyrights © 2019